Apa Perbedaan Virus Corona Varian Delta dan Alpha? Simak Penjelasannya di Sini

- 19 Juni 2021, 12:55 WIB
 Ilustrasi virus Covid-19 Varian Delta B 1617.2. dari hasil penelitian GWS tim UGM virus baru ini lebih cepat melemahkan.
Ilustrasi virus Covid-19 Varian Delta B 1617.2. dari hasil penelitian GWS tim UGM virus baru ini lebih cepat melemahkan. /Dok. Hallo Media/M. Rifa'i Azhari

CERDIKINDONESIA – Virus corona varian delta sudah mulai memasuki wilayah Indonesia, namun apa perbedaan antara virus corona varian delta dan alpha, seberapa mengerikan dua virus itu?

Tentunya ini harus menjadi perhatian, karena varian delta ini terbukti lebih ganas dibandingkan varian lainnya.

 

Public Health England (PHE) mengatakan, bahwa varian delta terus menunjukkan tingkat pertumbuhan yang meningkat secara substansial dibandingkan varian alpha.

Baca Juga: Waspada! Menkes Budi Gunadi Sadikin Sebut Virus Corona Baru Jenis India dan Afsel Merambah ke Indonesia

 

Pada 17 Mei 2021, analisis PHE dari data genome sequencing di Inggris menemukan bahwa 61 persen kasus adalah varian delta.

Kasus delta meningkat, sementara kasus alpha menurun.

Juga, tingkat serangan sekunder delta lebih tinggi dibandingkan dengan alpha.

PHE mengatakan, bahwa bukti awal dari Inggris dan Skotlandia menunjukkan adanya peningkatan resiko rawat inap, dibandingkan kasus alpha kontemporer.

 

“Sejumlah kasus masih dalam masa tindak lanjut. Di beberapa daerah, jumlah penerimaan rumah sakit menunjukkan tanda-tanda awal peningkatan,” ucapnya.

“Tetapi, tren nasionalnya tidak jelas,” tambahnya.

 

PHE mengatakan, ada analisis dari Inggris dan Skotlandia yang mendukung bahwa adanya pengurangan efektivitas vaksin untuk delta dibandingkan dengan alpha.

“Analisis berulang terus dilakukan untuk menunjukkan efektivitas vaksin terhadap delta,” katanya.

“Tetapi, ada pengurangan untuk delta dibandingkan dengan alpha,” jelasnya.

Pada hari Jumat, sebuah jurnal di The Lancet mengatakan, bahwa orang dewasa yang divaksinasi dengan vaksin Pfizer-BioNTech cenderung memiliki tingkat antibodi penetralisir yang lebih rendah terhadap delta dibandingkan varian lainnya.

 

“Dalam jangka panjang, kami mencatat bahwa peningkatan usia dan waktu sejak dosis kedua vaksin Pfizer-BioNTech, secara signifikan berkorelasi dengan penurunan aktivitas antibodi penetralisir terhadap varian delta,” katanya.

Namun, tingkat reinfeksi dari varian delta lebih rendah dibandingan dengan alpha.

Analisis terbaru dari 874 kasus reinfeksi di Inggris, menunjukkan bahwa 556 kasus adalah varian alpha.

Sedangkan untuk varian delta hanya 96 kasus saja.

“Selama varian delta sudah menjadi lazim, reinfeksi tetap pada jumlah yang sangat rendah pada individu yang sebelumnya PCR positif,” jelas PHE.***

Editor: Safutra Rantona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x