Kenali Penyebab, Gejala dan Penanganan Terhadap Tungau !

- 14 Juni 2021, 19:43 WIB
ILUSTRASI tungau atau kutu penyebab scabies.
ILUSTRASI tungau atau kutu penyebab scabies. /odt.co.nz

CERDIK INDONESIA - Tungau merupakan sekelompok organisme yang menyerupai serangga.

Ukurannya sangat kecil, hanya 1/4 sampai 1/3 milimeter. Mana bisa melihat mahluk sekecil itu tanpa bantuan alat bukan?

Jika dilihat di bawah mikroskop, tungau terlihat seperti laba-laba putih kecil tanpa sayap dan mata.

Umur tungau tergolong pendek. Tungau jantan hanya hidup selama 30 hari, sedangkan tungau betina umurnya mencapai 90 hari.

Bukan hanya gigitannya saja yang menyebabkan gatal-gatal. Akan tetapi, ketika tungau hinggap di kulit, hewan ini meninggalkan kotoran dan kulitnya.

Kotoran dan kulit tersebut lah yang memicu rasa gatal hebat yang membuat kita ingin terus menggaruk.

Baca Juga: Ini Penampakan 'Seriwang Sangihe' Burung Langka yang Terancam Punah oleh Pertambangan Emas PT TMS

Tungau sangat menyukai tempat lembap dan berdebu. Sofa, tempat tidur, kursi adalah contoh tempat-tempat yang disukai oleh tungau.

Selain itu bulu hewan perliharaan pun bisa jadi tempat tinggal para tungau.

Gejala umum yang terjadi karena digigit tungau adalah munculnya ruam merah pada kulit.

Kemudian muncul benjolan kecil yang mengeras, gatal-gatal, nyeri di dekat tanda ruam, kulit bengkak dan melepuh.

Jenis-jenis tungau yang umum ditemui dan sering menimbulkan alergi pada manusia adalah tungau Chigger, tungau debu rumah, Sarcoptes Scabiei dan Demodex.

Gigitan tungau sulit diidentifikasi.
Kemungkinan kamu tidak merasakan gigitannya sampai ada sensasi gatal dan perih yang muncul.

Baca Juga: Setelah Sangihe, Kini Danau Toba Terancam Dicemarkan oleh Perusahaan Kertas PT TPL

Gejala-gejala yang ditimbulkannya pun bervariasi. Tergantung pada jenis tungau yang menggigit.

1. Infeksi dan Demam
Dua gejala ini disebabkan oleh gigitan tungau Chigger. Tungau ini biasanya menggigiti bagian tubuh seperti pergelangan kaki, pinggang, dan ketiak. Dalam satu hari bekas gigitannya akan memerah, lalu mengeras dan meradang.

Tungau Chigger merupakan larva dari keluarga tungau Trombiculid. Tungau ini mengeluarkan cairan enzim yang akan melunakan lapisan epidermis kulit sehingga menyebabkan ruam.

Meskipun menimbulkan sensai gatal yang sangat mengganggu, Usahakan untuk tidak menggaruk bekas gigitannya.

Karena sekalinya digaruk akan sulit berhenti. Rasa gatalnya akan bertambah. Dikhawatirkan garukan yang berlebihan akan menimbulkan infeksi.

2. Kudis
Gejala ini timbul akibat gigitan tungau Sarcoptes Scabiei. Tanda kudis yang muncul berupa gatal-gatal merah dan berair.

Baca Juga: AWAS! Kenali Gejala Anak Terpapar Virus Corona, Berikut Ini 5 Gejala Utama Anak Terinfeksi Covid-19

Gatal-gatal kudis seperti ini akan lebih parah dan memburuk pada malam hari.

Ketika tungau jenis ini menggigit kamu, kemungkinan gejalanya tidak akan terasa dalam beberapa minggu.

Namun, lama-lama akan muncul benjolan dan kulit melepuh.

Jika sudah terkena kudis karena tungau ini kamu harus segera mendapat perawatan medis. Karena kudis merupakan penyakit menular, perawatannya pun harus tepat.

3. Masalah Kulit dan Rambut
Dari beberapa penelitian menunjukan bahwa tungau jenis Demodex berkontribusi menyebabkan masalah kulit wajah.

Gejala yang ditimbulkan meliputi kulit gatal-gatal, kasar dan bersisik, kulit kemerahan, sensitifitas kulit meningkat, ada sensasi terbakar pada kulit.

Tungau jenis Demodex bisa hidup pada folikel rambut, wajah dan bagian tubuh lain seperti dada dan leher.

Baca Juga: 5 Gejala Kanker Serviks Pada Kesehatan Wanita, Yang Tidak  Anda Sadari

Tungau Demodex terdiri dari dua jenis, Demodex Brevis dan Demodex Folliculorum.

Demodex Brevis biasanya memakan sel-sel kelenjar folikel rambut. Mereka biasanya berada di area leher dan dada.

Sedangkan Demodex Follicurolum hinggap pada rambut dan wajah. Area yang sering yaitu pipi, hidung, dagu, bulu mata, alis, telinga, lipatan kulit dan alis.

4. Gangguan Pernafasan
Gejala yang diakibatkan gigitan tungau yang cukup parah adalah timbulnya sesak nafas atau asma.

Biasanya tungau debu betah di bagian rumah yang berdebu, pada kulit-kulit mati manusia atau pada bulu hewan peliharaan.

Meskipun tungau jenis ini tidak menggigit namun, namun feses dan protein yang berasal dari tungau dapat memicu alergi pada kulit.

Jika terpapar tungau debu, akan muncul bercak kecil dan benjolan merah disertai infeksi pernafasan.

Tungau debu umumnya menyerang anak-anak. Tungau jenis ini, sekalipun telah mati bisa menyebabkan reaksi alergi.

Untuk orang dengan riwayat asma, terkena tungau debu akan memperburuk penyakit yang telah diderita sebelumnya.

Baca Juga: Kupas Tuntas Bahayanya Virus Flu Burung Jenis H10N3, Kenali Fakta Berikut

Jadi bagi kamu yang sedang terjangkit penyakit ini sebagai langkah awal penanganan gigitan tungau adalah dengan cara mengendalikan tungau agar gigitannya tidak menjalar ke mana-mana.

Selanjutnya, kompres bagian yang digigit tungau dengan air dingin.

Selain itu, membersihkan wajah dengan pembersih yang berbahan dasar minyak dan gunakan eksfoliator.

Untuk gejala akibat tungau debu Imunoterapi merupakan cara paling efektif untuk mengobatinya.

Kecuali bekas gigitan tungau Scabiei, secara umum, bekas gigitan tungau lainnya dapat disembuhkan dengan menggunakan obat-obatan pereda nyeri dan krim anti gatal.

Namun, jika masih belum hilang sebaiknya kamu periksakan ke dokter.***

Editor: Yuan Ifdal Khoir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x