Antisipasi Banjir, Jabar Normalisasi Sungai

- 27 Oktober 2020, 15:55 WIB
Banjir dan Longsor di Kabupaten Pangandaran.
Banjir dan Longsor di Kabupaten Pangandaran. //Jabarprov.go.id

CerdikIndonesia - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan normalisasi aliran sungai jelang musim hujan saat ini. Pembersihan dilakukan di berbagai saluran air terutama yang kewenangannya berada di Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat.

 

Kepala Dinas SDA Jawa Barat Dikky Achmad Sidik mengatakan, pihaknya bersama unsur lainnya seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mengantisipasi datangnya musim hujan saat ini.

 

Baca Juga: Jabar Terima 100.000 Flocked Swab HS-19 Karya UI, Diharapkan Percepat Deteksi Covid-19 ke Masyarakat

 

"Kami sudah berkoordinasi, sudah membersihkan aliran-aliran air untuk mengantisipasi banjir," kata Dikky di Bandung, Kamis (22/10/2020).

 

Dia menyebut, dari enam wilayah sungai di Jawa Barat, terdapat ratusan titik rawan banjir terutama yang terjadi hampir setiap tahun. Oleh karena itu, pihaknya melakukan berbagai upaya seperti menormalisasi aliran wilayah sungai.

 

Baca Juga: 30 Menit Dirilis, Video Klip Golden Harry Styles Trending di Twitter dan Tembus 1,3 Juta Penonton

 

Dikky mencontohkan, dari enam wilayah sungai yang ada di Jawa Barat, pihaknya sudah menormalisasi di bagian Selatan seperti Cisadea-Cibareno dan Ciwulan-Cilaki. Normalisasi dilakukan seperti dengan pembersihan sampah dan pengerukan sehingga memperlancar aliran air.

Baca Juga: Selamat, UI Amankan Posisi Juara Umum Gemastik XIII 2020, Kalahkan ITS dan ITB

 

"Karena ada juga yang kewenangannya di BBWS," ujarnya. Selain itu, lanjut Dikky, pihaknya terus berupaya memperbaiki sistem peringatan dini (early warning system) banjir di setiap aliran sungai.

 

Dia mengakui saat ini belum semua aliran sungai memiliki sistem peringatan dini tersebut sehingga pihaknya masih memberlakukan cara-cara manual untuk mendeteksi datangnya banjir. "Masih banyak yang belum punya early warning system," katanya.

 

Oleh karena itu, pihaknya menerjunkan tim kaji cepat di enam UPTD yang berada di bawah Dinas SDA Jawa Barat. Terdapat sedikitnya enam petugas di masing-masing aliran sungai tersebut.

Baca Juga: Jika Terjadi Resesi, Pengangguran Indonesia Meningkat 5 Juta Orang, Total Bisa 12 Juta Orang

Mereka bertugas 24 jam penuh untuk mencatat debit dan ketinggian air di masing-masing daerah aliran sungai terutama yang merupakan titik rawan banjir seperti di Tasikmalaya, Pangandaran, Garut, dan Sukabumi.

 

"Kita turunkan petugas untuk membaca curah hujan, melaporkan ketinggian air. Sehingga nanti bisa segera menginformasikan jika diperkirakan banjir," katanya seraya menyebut tim khusus ini sudah siaga di masing-masing aliran sungai.

Baca Juga: Santri Tetap Bisa Kekinian Sekaligus Jadi Panutan, Begini Caranya

Selain itu, lanjutnya, tim kaji cepat inipun bertugas untuk membersihkan dan memperbaiki aliran-aliran air agar daya tampungnya maksimal.

 

"Ada yang piket, untuk antisipasi jika ada infrastruktur yang rusak, banyak sampah, dan sebagainya," ujarnya.

 

Sebagai contoh, dia menyebut tim khusus tersebut sudah memperbaiki saluran pembuang irigasi sungai yang jebol di Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Menkominfo Sebut UU Cipta Kerja Bagian dari Reformasi Struktural Ekonomi, Ini Maksudnya

"Tapi memang kami mengerjakan yang sifatnya kedaruratan, yang memungkinkan untuk kami kerjakan," katanya. 

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x