Dalam keterangannya tersebut, ia pun mengungkapkan adanya investasi yang mangkrak hingga sekitar 708 triliun rupiah dalam kurun waktu empat tahun. Hal ini menurutnya disebabkan oleh keberadaan investor yang tidak dibarengi dengan eksekusi serta kemudahan perizinan.
Diakui Bahlil bahwa eksistensi ego sektoral antarkementerian sangat rumit. Di samping itu, aturan antara kabupaten/kota dengan provinsi dan pusat pun diakuinya masih tumpang tindih.
Contoh yang ia kemukakan adalah harga tanah. Bahlil membandingkan harga tanah antara Vietnam dan Indonesia, di mana harga tanah di Vietnam jauh lebih murah dibandingkan dengan di Indonesia.