“Kalaupun ada perbedaan pendapat, ada aspirasi, salurkan dengan koridor yang ada. Sebab di negara ini sudah ada demokrasinya, sebegitu terbuka. Saya adalah pejuang reformasi. Di tahun 96-98 tukang demo. Biasa digebukin tentara, polisi, dan sebagainya hanya demi sistem yang sekarang. Tidak perlu dengan anarkisme,” ujarnya.
Di tengah aksi, para seniman yang hadir tampak menampilkan sejumlah kesenian Banyumas seperti lengger dan kuda lumping. Bejo mengatakan, pelibatan unsur budaya secara tidak langsung memberikan pesan bahwa kultur berpolitik yang bagus harus sesuai dengan koridor demokrasi.
Menyempatkan diri untuk hadir dan menemui peserta aksi, Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein mengapresiasi deklarasi yang disampaikan para seniman tersebut.