La Nina Datang Sebabkan Curah Hujan Tingg, Pakar UGM: Waspadai Banjir dan Longsor di Tengah Pandemi!

- 12 Oktober 2020, 19:58 WIB
ilustrasi musim hujan
ilustrasi musim hujan /Lingkar Madiun

CerdikIndonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa hari terakhir menyebut akan terjadi iklim anomali La Nina di Indonesia. Berdasarkan historis La Nina di Indonesia fenomena ini bisa menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan hingga 40 persen di atas normal.

Baca Juga: Menhub Dukung Transportasi Ramah Lingkungan di Palembang, Seperti Apa?

Dr. Andung Bayu. S, M.Sc, Sekretaris Pusat Studi Bencana UGM, mengatakan La Nina dan pasangannya yaitu El Nino, atau seringkali disebut dengan El-Nino Southern Oscillation/ENSO merupakan satu gejala perubahan atmosfer yang umumnya memengaruhi kondisi cuaca secara musiman di Indonesia dan negara-negara lain di sekitar Samudra Pasifik. La Nina adalah peristiwa turunnya suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata rata sekitarnya, sedangkan El Nino adalah kejadian di mana suhu air laut yang ada di Samudra Pasifik memanas di atas rata-rata suhu normal.

Baca Juga: Lirik Lagu Tiger Inside Milik SuperM, Menceritakan Sisi Liar Para Personelnya

“El-Nino dan La-Nina memiliki rentang waktu pengulangan setiap 2-7 tahun. Berdasarkan acuan sejarah, El Nino ditemukan terlebih dahulu dibanding La-Nina," katanya, di kampus UGM, Senin (12/10).

El-Nino merupakan sebuah peristiwa yang terjadi dan diamati oleh penduduk dan nelayan dari Peru dan Ekuador yang bermukim di sekitar pantai Samudera Pasifik bagian timur yang basanya terjadi pada bulan Desember. Peristiwa yang diamati oleh masyarakat tersebut adalah peristiwa meningkatnya suhu air laut.

Baca Juga: Sambutlah Comeback SuperM dengan Lirik Lagu One (Monster & Infinity)

Setelah lama diteliti para ahli ternyata juga menemukan peristiwa kebalikan dari El Nino yaitu peristiwa di mana suhu air laut menghangat dan diberi nama La Nina. La Nina ini disebabkan oleh suhu permukaan laut pada bagian barat dan timur Pasifik yang menjadi lebih tinggi daripada biasanya.

Kejadian tersebut, dijelaskan Andung, menyebabkan tekanan udara pada ekuator Pasifik barat menurun sehingga mendorong pembentukkan awan berlebihan dan menyebabkan curah hujan tinggi pada daerah yang terdampak. Sebaliknya, El Nino disebabkan oleh meningkatnya suhu perairan di Pasifik timur dan tengah yang mengakibatkan meningkatnya suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya sehingga peristiwa ini menyebabkan pembentukan awan yang juga meningkatkan curah hujan pada kawasan tersebut.

Halaman:

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x