Menhub Dukung Transportasi Ramah Lingkungan di Palembang, Seperti Apa?

- 12 Oktober 2020, 19:48 WIB
POTRET LRT yang beroperasi Stasiun Velodrome-Pegangsaan Dua.*
POTRET LRT yang beroperasi Stasiun Velodrome-Pegangsaan Dua.* /Instagram @lrtjkt/

CerdikIndonesia - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan dukungannya bagi pengembangan transportasi yang ramah lingkungan di kota-kota besar. Salah satu yang dilakukan adalah dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam rangka mengurangi pencemaran atau polusi udara yang menjadi masalah yang terjadi di kota-kota besar, antara lain di Palembang.

Baca Juga: Lirik Lagu Tiger Inside Milik SuperM, Menceritakan Sisi Liar Para Personelnya

Hal tersebut disampaikan Menhub dalam acara dialog publik secara virtual bertema “Wujudkan Kota Palembang, Kota Tertua di Indonesia Dengan Kualitas Udara Baik Melalui Implementasi BBM Ramah Lingkungan” yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada Senin (12/10).

Baca Juga: Sambutlah Comeback SuperM dengan Lirik Lagu One (Monster & Infinity)

“Saya mengapresiasi YLKI yang mengadakan dialog ini karena isu pencemaran udara merupakan isu global dunia dan sudah sangat mengkhawatirkan. Pelembang memiliki sistem transportasi yang sudah baik, jika ditambah dengan ramah lingkungan tentu akan menjadi lebih hebat,” jelas Menhub.

Baca Juga: Hindari Kerumunan untuk Cegah Covid-19, Airlangga Hartanto Sarankan Judicial Review UU Cipta Kerja

Menhub mengatakan kemacetan yang terjadi di kota-kota besar merupakan penyumbang utama pencemaran udara. Oleh karenanya ia sangat memperhatikan pembangunan integrasi antarmoda transportasi publik di Palembang untuk mengurangi kemacetan. Menurutnya, saat ini Kota Palembang telah memiliki Light Rail Transit (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT) yang keduanya telah terintegrasi dengan cukup baik yang bisa dijadikan contoh untuk dikembangkan juga di tempat lain.

Baca Juga: Rata-Rata Kasus Covid di Indonesia 19,97%, Jokowi Sebut Bagus Dibandingkan Kasus di Dunia, Mengapa?

Keprihatinan pada masalah pencemaran udara ini diperkuat dengan hasil kajian International Energy Agency (IEA) yang menyebutkan, buruknya kualitas udara akibat pencemaran, menyebabkan kematian 6,5 juta jiwa per tahun yang mayoritas menimpa kota-kota di Asia dan Afrika. Angka ini diperkirakan bakal mengalami peningkatan drastis jika tidak ada langkah nyata untuk menyediakan energi bersih. Sektor transportasi darat baik berupa mobil pribadi, motor maupun kendaraan umum menyumbangkan 90% pencemaran udara dan perubahan iklim sebagai akibat penggunaan BBM oktan rendah seperti premium yang berdampak buruk secara signifikan bagi kesehatan.

Halaman:

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x