PBB: Perang di Ukraina Akan Merugikan Negara-negara Miskin yang Mengimpor Gandum

- 11 Maret 2022, 21:28 WIB
Ilustrasi komoditas gandum beserta produk olahannya yang menjadi bahan makanan pokok di kawasan Timur Tengah
Ilustrasi komoditas gandum beserta produk olahannya yang menjadi bahan makanan pokok di kawasan Timur Tengah /pixabay.com/aureliofoxrj

CerdikIndonesia - Negara-negara miskin di Afrika utara, Asia, dan Timur Tengah yang sagat bergantung pada impor gandum berisiko menderita ketahanan pangan yang signifikan karena perang Rusia di Ukraina, dan konflik tersebut diperkirakan akan menaikkan harga pangan yang sudah melonjak di sebagian besar wilayah dunia, badan pangan PBB memperingatkan Jumat.

Baca Juga: Raja Yordania dan Menlu Israel bertemu untuk menenangkan ketegangan di Yerusalem

Ukraina dan Rusia, yang berada di bawah sanksi ekonomi berat karena menyerang tetangganya dua minggu lalu, merupakan sepertiga dari ekspor biji-bijian global.

Dengan intensitas dan durasi konflik yang tidak pasti, “kemungkinan gangguan terhadap kegiatan pertanian dari dua eksportir utama komoditas pokok ini dapat secara serius meningkatkan kerawanan pangan secara global, ketika harga pangan dan input internasional sudah tinggi dan rentan,” kata Qu Dongyu, direktur jenderal dari Organisasi Pangan dan Pertanian yang berbasis di Roma.

Badan PBB, yang dikenal sebagai FAO, juga mencatat bahwa Rusia adalah produsen utama pupuk, dan komponen pupuk utama – urea – telah melonjak lebih dari tiga kali lipat harganya dalam 12 bulan terakhir.

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Masih Berlanjut, Kini Serangan Rusia Menghantam Ukraina Barat

Yang juga mengkhawatirkan, kata Qu dalam sebuah pernyataan, adalah ketidakpastian mengenai apakah petani Ukraina akan dapat memanen gandum siap pada bulan Juni. Di Ukraina, “perpindahan penduduk secara besar-besaran telah mengurangi jumlah buruh dan pekerja pertanian. Mengakses ladang pertanian akan sulit, kata Qu.

Bahkan jika mereka bisa, pelabuhan Ukraina di Laut Hitam ditutup dan pemerintahnya minggu ini melarang ekspor gandum, millet, soba dan beberapa produk makanan lainnya untuk mencegah krisis di negaranya sendiri dan menstabilkan pasar.

Larangan ekspor Ukraina tidak berlaku untuk pasokan global utama jagung dan minyak bunga matahari. Ini dan Rusia bersama-sama menyumbang 52% dari pasar ekspor minyak bunga matahari dunia. Mereka juga menyumbang 19% dari pasokan jelai dunia, 14% gandum dan 4% jagung.

“Masih belum jelas apakah eksportir (lain) akan mampu mengisi kesenjangan ini,” kata Qu, memperingatkan bahwa persediaan gandum sudah menipis di Kanada.

Halaman:

Editor: Susan Rinjani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x