Seperti Ini Kata Kemendikbud, Apabila E-sport Resmi Masuk Kurikulum Sekolah

- 26 November 2021, 15:00 WIB

CerdikIndoesia - Cabor e-sport disebut bakal masuk ke dalam kurikulum sekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Disampaikan oleh Ketua Bidang Humas dan Komunikasi Pengurus Besar E-sports Indonesia (PBEsI) Ashadi Ang pada sebuah diskusi virtual bertajuk "Membangun Jenjang Karier Atlet E-sports & Prestasi Bangsa" pada Rabu 24 November 2021.

"E-sports juga masuk di kurikulum sekolah kejuruan," ucap Ashadi.

"Untuk masuk ke kurikulum, kami bekerja sama dengan Kemendikbud dan Kemenpora," ucap Ashadi.

Baca Juga: SMKN 9 Bandung Jadi Pilot Project Modul Kurikulum Darurat COVID-19

Penjelasan Kemendikbud

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Anindito Aditomo mengatakan, klaim tersebut bukan berasal dari institusinya.

Kata dia, Kemendikbud Ristek memang saat ini sedang membangun kurikulum baru yang lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan siswa.

"Ini yang disebut Mas Menteri kemarin di acara perayaan Hari Guru Nasional sebagai kurikulum yang lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan siswa," ucap Anindito melalui akun Twitter-nya @ninoaditomo, Jumat 26 November 2021.

Untuk menciptakan kurikulum yang fleksibel, Kemendikbud Ristek mengikuti prinsip desain less is more. Artinya, kerangka kurikulum Kemendikbud Ristek mengacu hal-hal yang esensial. "Tujuannya adalah memberi ruang yang besar bagi sekolah untuk merancang kurikulumnya sendiri," ucap dia.

Baca Juga: Ini Link, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus dari Kemdikbud

Anindito menjelaskan, bagian penting dari hal esensial itu adalah "Profil Pelajar Pancasila", yaitu sekumpulan karakter dan kecakapan yang menjadi tujuan pembelajaran semua mata pelajaran serta kegiatan ko-kurikuler.

Kecakapan tersebut adalah nalar kritis yang mencakup kemampuan mencari, menganalisis, serta mengevaluasi informasi dan gagasan.

"Nalar kritis adalah kecakapan yang esensial di tengah banjir informasi di dunia digital yang sering mencampurkan antara fakta, opini, dan misinformasi," ucap Anindito.

"Dengan kata lain, yang esensial terkait urusan digital adalah literasinya, bukan konten seperti e-sports," lanjut dia.

Hal ini bukan berarti sekolah tidak boleh membahas e-sports, tetapi kerangka kurikulum memberi ruang bagi sekolah untuk mengembangkan materi dan metode pembelajarannya, sesuai dengan misi sekolah, konteks lokal, dan kebutuhan belajar siswa.

Baca Juga: Diselimuti Kabut Asap Tebal Akibat Polusi dari Batubara, Taman Bermain dan Sekolah di Beijing Ditutup

Bagi dia, sekolah bisa saja menggunakan konten spesifik seperti e-sports sebagai bagian dari kurikulum mereka.

Akan teapi yang paling penting adalah materi tersebut digunakan untuk mengembangkan kecapakan esensial seperti nalar kritis, kreativitas, dan gotong royong.

***

Editor: Safutra Rantona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah