CERDIKINDONESIA - Masyarakat Haiti hari ini kehilangan sang Presiden Jovenel Moise.
Dikabarkan kediamanan Jovenel Moise diserang kelompok bersenjata lengkap senapan berburu pada hari Rabu, 7 Juli 2021.
Kasus penembakan itu langsung heboh di Washington dan negara tetangga Amerika Latin, terjadi di tengah kerusuhan politik, gelombang kekerasan geng dan krisis kemanusiaan yang berkembang di negara termiskin di Amerika itu.
Pemerintah mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu untuk membantu memburu para pembunuh yang oleh duta besar Haiti untuk Amerika Serikat, Bocchit Edmond, digambarkan sebagai sekelompok "tentara bayaran asing" dan pembunuh terlatih.
Baca Juga: Warga dan Senator AS Protes Kebijakan Presiden AS, Joe Biden: Tetap Bantu Israel
Orang-orang bersenjata itu berbicara dalam bahasa Inggris dan Spanyol, kata Perdana Menteri sementara Claude Joseph, yang mengambil alih kepemimpinan negara, di mana mayoritas berbicara bahasa Prancis atau Kreol Haiti.