Sebelumnya Josie Jolley disebut telah menjalin hubungan asmara dengan supervisor pertamanya di pendidikan PhD yang tengah dia jalani.
Hubungan tersebut juga diketahui oleh banyak orang di Universitas Sussex, dan memutuskan untuk berpisah setelah lebih dari satu tahun menjalani hubungan asmara.
Masih dari keterangan yang sama, pada Desember 2019, Josie Jolley mengakui bahwa dirinya telah menerima pelecehan seksual.
Tindakan tersebut telah dilaporkan kepada pihak berwenang, akan tetapi jaksa penuntut Crown justru memutuskan untuk tidak memberikan tuntutan.
Petugas Coroner, Veronica Hamilton-Deeley mengatakan bahwa dia tidak menganggap masalah ini sebagai ‘penyebab langsung’ kematian Josie Jolley, dan dia mengalami banyak hal yang terjadi.
Baca Juga: Komersarial Pendidikan, Siapa yang Kenduri?
“Untuk menyarankan bahwa (Josie Jolley) adalah korban, bahwa dia begitu rentan, dia bisa dimanfaatkan, dan dia tidak bisa menang dalam keputusannya sendiri, adalah hal yang merendahkan dirinya,” ucapnya, dikutip dari Times Higher Education, Minggu, 27 Juni 2021.
Kesehatan mental Josie Jolley semakin tertanggu tatkala dia mengkhawatirkan tugas kuliahnya serta kesehatan ibunya yang telah didiagnosa kanker pada Mei 2020 lalu.
Pihak Coroner menyampaikan bahwa Josie Jolly merupakan mahasiswa berprestasi, dia mendapatkan dukungan dari Universitas atas kecerdasanya.
Dengan kondisi kesehatan mental yang terganggu menyebabkan apa yang telah dia rencanakan menjadi berantakan.