Perdana Menteri Israel Merasa Benar Saat Hancurkan Gedung Al-Jalaa, Israel Klaim Gedung Tersebut Milik Hamas

- 17 Mei 2021, 10:52 WIB
Tangkapan layar siaran langsung al Jazeera, detik-detik pengancuran gedung Al Jaala di Gaza oleh militer Israel
Tangkapan layar siaran langsung al Jazeera, detik-detik pengancuran gedung Al Jaala di Gaza oleh militer Israel /Bagu Kurniawan/Al Jazeera

CerdikIndonesia - Netanyahu menolak rentetan kritik terhadap pemboman Israel atas gedung bertingkat tinggi yang menampung kantor media asing, termasuk Al Jazeera, di Gaza.

Dikutip CerdikIndonesia dari CBS's Face the Nation, perdana menteri Isarael mengklaim bahwa gedung tersebut menampung kantor intelijen untuk organisasi teroris Palestina (Hamas) yang merencanakan dan mengatur serangan teror terhadap warga sipil Israel.

Dia tidak menunjukkan bukti apa pun dari klaimnya tetapi mengatakan itu adalah "target yang sangat sah", meskipun demikian. Ditanya apakah dia telah memberikan bukti kehadiran Hamas di gedung tersebut melalui panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden, Netanyahu berkata, "Kami menyebarkannya melalui orang-orang intelijen kami."

Baca Juga: Tragis! Tentara Israel Kembali Tembak Mati Warga Sipil Palestina, Lantaran Menabrak Enam Petugas Polisi

"Kami menargetkan organisasi teroris yang menargetkan warga sipil kami dan bersembunyi di belakang mereka, menggunakan mereka sebagai perisai manusia," tambahnya.

Menara al-Jalaa, yang juga menjadi kantor kantor berita AS Associated Press (AP) dan outlet lainnya, dihancurkan oleh serangan angkatan udara Israel pada hari Sabtu.

Asosiasi Pers Asing (FPA) di Israel dan Wilayah Palestina sebelumnya mempertanyakan komitmen Israel terhadap pers bebas setelah penghancuran gedung.

Baca Juga: Menlu Palestina Kecam Sejumlah Negara yang Mendukung dan Menormalisasikan Hubungan Israel-Palestina

Dikatakan dalam sebuah pernyataan tentang bahwa keputusan untuk menghancurkan gedung selama pertempuran antara Israel dan Hamas "menimbulkan pertanyaan yang sangat mengkhawatirkan tentang kesediaan Israel untuk mengganggu kebebasan pers untuk beroperasi."

"Kami mencatat bahwa Israel belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya bahwa bangunan itu digunakan oleh Hamas," kata sebuah surat dari asosiasi tersebut.

Asosiasi tersebut mengatakan telah meminta pertemuan dengan pejabat Israel atas insiden tersebut. FPA mengatakan memiliki 480 anggota yang bekerja untuk media internasional.

Baca Juga: Serangan Israel Semakin Tak Terkendali, AS Diminta Untuk Tekan Israel Hentikan Serangan

Organisasi non-pemerintah internasional Reporters Without Borders (RSF) juga mengutuk serangan terhadap gedung tersebut, dengan direktur eksekutif Christian Mihr mengatakan bahwa itu tidak dibenarkan tidak peduli apakah Hamas menggunakannya atau tidak.

“Menyatakan kantor media sebagai target perang adalah kejahatan perang,” tulis Mihr di Twitter. ***

Editor: Yuan Ifdal Khoir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x