Cerdikindonesia - Keanehan nampak terlihat dalam pelaksanaan seleksi alih status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Soal yang seharusnya meliputi tentang wawasan kebangsaan, malah lebih terkait radikalisme. Hal tersebut sontak menuai tanya bagi warganet.
Sejumlah pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga sempat menyampaikan bahwa tes wawasan kebangsaan (TWK) memang lebih menyinggung terkait radikalisme.
Meskipun pelaksanaan tes dilakukan di Kantor Badan Kepegawaian Negara (BKN), namun tidak menjamin kemurnian dari soal yang dibuat.
Baca Juga: Novel Baswedan Didepak dari KPK, Ferdinand Hutahean: Dia Terlihat Aneh Sejak Berada di KPK RI
Situasi ini semakin ramai diperbincangkan hingga trending di twitter dengan tema qunut. Hal tersebut bermula dikarenakan sebanyak 75 pegawai KPK tidak lolos TWK.
Keterangan dari salah seorang pegawai KPK menilai bahwa soal TWK yang diterima lebih mendominasi oleh pertanyaan tentang radikalisme ketimbang wawasan kebangsaan.
Dugaan tersebut berdasarkan adanya poin pertanyaan yang berkaitan dengan Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Kemarin nuansanya 70-80 persen soal-soal itu tidak terkait dengan kebangsaan. Lebih banyak terkait dengan radikalisme," tutur dia saat dikonfirmasi.