CERDIKINDONESIA - Sejak Minggu, 4 April 2021 sejumlah wilayah di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menghadapi bencana banjir bandang. Bencana ini memakan 54 korban meninggal dunia.
"Jumlah korban longsor akibat banjir bandang tersebut yang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa (meninggal) sebanyak 54 orang, dari data sebelumnya sekitar 20 korban. Hingga kini, upaya untuk pencarian korban masih terus dilakukan," ujar Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, melalui keterangannya, Senin, 5 April 2021.
Baca Juga: AHY Klarifikasi Soal Tudingan Intervensi Demokrat: Kami Difitnah
Banjir bandang disusul oleh longsor terjadi beberapa desa di antaranya Desa Nele Lamadiken serta wilayah Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur. Agustinus menuturkan, banjir bandang dimulai dengan curah hujan yang tinggi disertai angin, kayu dan batu pun ikut terseret dan memporak-porandakan rumah warga.
Camat Camat Adonara Timur, Damianus Wuran mengungkapkan kendala yang dihadapi dalam mengevakuasi korban banjir karena keterbatasan alat berat. Pencarian para korban pun hingga kini masih dilakukan para warga secara mandiri.
Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Terbaru 'Undercover' Tayang di JTBC 23 April Mendatang, Berikut Daftar Pemain Drakor ini
"Ada satu wilayah Ile Boleng, disana korbannya lebih banyak sehingga alat berat lebih diprioritaskan penggunaannya disana. Disini tidak ada (alat berat), dan membuat kami kesulitan. Makanya pencarian korban pun lambat," ujar Damianus.
Badan Meteorologi Geofisika Klimatologi (BMKG) memprakirakan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih akan menguat dalam 24 jam ke depan dengan pergerakan menjauhi wilayah Indonesia.
Baca Juga: Arab Saudi akan Penuhi Normalisasi dengan Israel dengan Syarat Kebebasan Palestina
Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir. Diperkirakan masih akan terjadi sampai tiga hari ke depan di wilayah NTT di antaranya Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan.