CERDIK INDONESIA - Banjir bandang dan longsor akibat cuaca ekstrem di Flores Timur, Nusa tenggara Timur (NTT) memakan 23 orang korban jiwa sesuai data dari BPBD.
Musibah banjir bandang dan longsor ini terjadi pada Minggu, 4 April 2021 pukul 01.00 dini hari waktu setempat.
Sampai saat ini proses pencarian masih dilakukan, mengingat banyaknya rumah yang tertimbun lumpur dan terbawa arus banjir.
Baca Juga: Data Terbaru BPBD, 23 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang dan Longsor di NTT
Selain itu di Desa Waiburak, jembatan putus diakibatkan bencana alam yang terjadi.
Dilansir dari pikiran-rakyat dalam artikel "BPBD Kabupaten Flores Timur Laporkan 23 Warga Meninggal Akibat Banjir Bandang di Desa Lamanele" pihak pemerintah telah melakukan rapat.
Rapat ini dilakukan oleh Bupati, TNI, Polri dan instansi yang terkait dalam membangun posko penanganan darurat.
Baca Juga: Inilah Alasan Presiden Jokowi memberikan Bantuan Tunai Kepada Istri Terduga Teroris di Sukabumi
Proses pendataan masih terus dilakukan oleh pihak BPBD meski terjadi beberapa kendala di lapangan.
Kendala tersebut berupa hujan, angin dan gelombang yang tinggi ketika mengakses jalan melalui jalur laut ke pulau Adonara.
Dikarenakan kondisi alam tersebut pelayaran tidak diperbolehkan oleh pemerintah setempat.
Berkoordinasi dengan BPBD kabupaten Flores Timur, BNPB terus memantau penanganan darurat.
BNPB siap melakukan pengarahan sumber daya jika diperlukan mobilisasi bantuan.
Saat ini melansir dari data BMKG potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat, sangat lebat, angin kencang dan gelombang tinggi dalam periode sepekan akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Potensi tersebut diprediksi terjadi pada wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua akan menghadapi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga deras.
Sedangkan potensi hujan dengan intensitas sangat deras diprediksi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.***