Inilah Penyebab Perang Israel-Palestina Baru-baru ini, Mulai dari Serangan Israel Hingga Roket Hamas

14 Mei 2021, 10:42 WIB
Foto pengeboman yang dilakukan Israel terhadap lingkungan di Gaza/Twitter Lets Talk Palestine /

Cerdikindonesia - Jalur Gaza menjadi tempat pemboman tentara Israel. Penggempuran tanpa henti tersebut terus meningkat sejak hari Rabu, 12 Mei 2021 hingga Kamis 13 Mei 2021 kemarin.

Jet tempur milik Israel secara terus menerus menyerang situs-situs milik Hamas, gedung kepolisian, hingga blok apartemen milik Palestina.

Senin malam, 10 Mei 2021 pihak Kementerian Kesehatan Gaza menginformasikan sekitar 50 orang lebih telah syahid termasuk puluhan anak-anak.

Baca Juga: Hari Ini, Kemerdekaan Israel Tepat 14 Mei 1948, Berikut Sejarah Singkatnya

Tidak hanya itu, ratusan orang juga dikonfirmasi terluka akibat serangan tersebut.

Ribut warga Palestina menggelar aksi protes atas pendudukan komplek Shiekh Jarrah, Yerusalem Timur yang direbut secara paksa dari Palestina.

Kabarnya Israel ingin membangun permukiman baru Yahudi di daerah tersebut.

Israel mengabarkan bahwa sekitar 1.500 roket telah ditembakan dari Gaza ke berbagai lokasi di Israel, alhasil enam orang Israel tewas akibat serangan tersebut.

Dilansir Cerdikindonesia dari Al Jazeera, ada beberapa hal penyebab peperangan baru-baru ini di Jalur Gaza, diantaranya yaitu:

Baca Juga: Arab Saudi akan Penuhi Normalisasi dengan Israel dengan Syarat Kebebasan Palestina

  1. Pengusiran Sheikh Jarrah

Warga Palestina menolak atas pengusiran secara paksa keluarga Palestina dari lingkungan Yerusalem Timur yang diduduki,  Sheikh Jarrah.

Seperti yang diketahui bersama bahwa penduduk Palestina yang berada di Sheikh Jarrah telah mengalami banyak kasih pengadilan sejak 1972 oleh beberapa organisasi pro-pemukim.

Organisasi-organisasi tersebut mengklaim bahwa wilayah Sheikh Jarrah tersebut berada dibawah kepemilikan Yahudi.

Namun orang-orang Palestina menganggap ini sebagai perpanjangan kebijakan resmi Israel untuk mengusir orang Palestina dari Yerusalem.

Baca Juga: Arab Saudi Setujui Normalisasi Asal Israel Penuhi Syarat Ini

Israel menginginkan agar Yerusalem tetap dapat mempertahankan identitas mayoritas Yahudi di kota tersebut.

Pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB sebelumnya telah memperingatkan bahwa pengusiran terencana itu bisa menjadi "kejahatan perang".

Persitegangan antara warga Palestina, pemukim Israel, dan polisi Israel terus meningkat sejak akhir April 2021.

Pihak Pengadilan Israel telah menetapkan agar empat keluarga Palestina segera mengosongkan rumah mereka sejak Oktober 2020, dan tanggal 2 Mei 2021 merupakan tanggal penggusuran rumah mereka.

Baca Juga: Camat Girsang Sipanganbolon Ajak Warganya Tetap Menaati Protokol Kesehatan Covid 19 Selama Libur Lebaran

Konfrontasi pihak Israel kepada orang-orang Palestina yang sedang berkumpul untuk berbuka puasa dirumah mereka yang akan digusur.

Keluarga tersebut dikabarkan telah mengajukan banding ke Mahkamah Agung Israel.

Sedikitnya 30 orang terluka dan 15 lainnya ditangkap pada Kamis malam.

Ditengah bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina, Tentara Israel menaiki tangga menuju Kubah Batu dj Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, pada 7 Mei 2021.

  1. Bentrokan dan penggerebekan kompleks Al-Aqsa

Tepat pada Jumat, 7 Mei 2021 puluhan ribu orang-orang Palestina memenuhi Kompleks Masjid Al-Aqsa untuk melakukan ibadah pada Jumat terakhir di Bulan Ramadhan.

Meski demikian banyak juga yang tetap tinggal untuk terus melakukan protes atas pengusiran tersebut.

Israel mengerahkan polisi secara besar-besaran dengan menembakan peluru berlapis karet dan granat kejut kepada pengunjuk rasa.

Baca Juga: Presiden Jokowi Dapat Surat dari Pemimpin Hamas Palestina, Isi Suratnya Sedih Soal Konflik di Palestina

Para pengunjuk rasa merespon tindakan tersebut dengan melempar batu kepada pihak kepolisian Israel.

Akibat serangan tersebut, sekitar 205 warga Palestina dan 17 perwira Israel terluka.

Pada Senin, 10 Mei 2021 Pasukan Keamanan Israel melakukan serangan kilat di Kompleks Al-Aqsa.

Serang tersebut berhasil melukai lebih dari 300 warga Palestina dan memicu kemarahan internasional.

Sementara itu, sekitar 20 orang perwira Israel juga terluka akibat serangan batu warga Palestina.

Pihak Hamas juga mengumumkan bahwa pihaknya telah memberikan ultimatum kepada Israel agar segera memindahkan pasukan keamanannya dari kompleks Al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah pada pukul 18.00 waktu setempat atau pukul 15:00 GMT.

Baca Juga: Menolak Bantu Vaksin Corona Untuk Palestina, Israel Dikecam Netizen di Twitter

  1. Serangan udara Israel, roket Hamas

Selasa, 11 Mei 2021 Tentara Hamas berhasil menembakan sekitar 200 roket ke Israel, namun penyerangan tersebut dapat di gagalkan oleh sistem pertahanan Iron Dome milik Israel.

Akibat serangan tersebut, setidaknya dua orang Israel tewas.

Sementara itu, serang udara yang berhasil menghujam gedung-gedung apartemen dan lainnya telah menewaskan 26 warga Palestina.

Meski telah mendapatkan kecaman dari berbagai pihak termasuk internasional, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan "kemungkinan serangan dan frekuensi serangan akan ditingkatkan" di Gaza, Selasa malam.

Sementara itu, Pimpinan Hamas Ismail Haniya menanggapi pengumuman Perdana Menteri Israel itu.

Menurutnya, Hamas "siap" jika Israel meningkatkan serangannya.

Baca Juga: Dikabarkan Indonesia Kerja Sama dengan Israel, Bagaimana Kemerdekaan untuk Palestina?

 "jika mereka (Israel) ingin meningkat, perlawanan sudah siap; dan jika mereka ingin berhenti, perlawanan sudah siap" kata Ismail Haniya.

Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland ikutserta memperingatkan bahwa situasi perang sedang meningkat menuju "perang skala penuh".

Di akun sosial medianya Tor Wennesland mengungkapkan:

"Kami meningkat menuju perang skala penuh.

Para pemimpin di semua sisi harus memikul tanggung jawab deeskalasi.

Biaya perang di Gaza sangat menghancurkan & dibayar oleh orang-orang biasa.

PBB sedang bekerja dengan semua pihak untuk memulihkan ketenangan

Hentikan kekerasan sekarang,"

***

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler