Data Angka Perokok pada Anak di Indonesia Kian Meningkat, Kualitas SDM Terancam Menurun

29 April 2021, 21:34 WIB
Budi Gunadi Sadikin selaku Menkes (kiri), bersama dengan Dante Saksono Harbuwono selaku Wamenkes (kanan) ketika memimpin rapat koordinasi pimpinan Kemenkes, Rabu, 23 Desember 2020.* /Laman resmi Kemenkes/kemkes.go.id

CERDIK INDONESIA -Data angka perokok di Indonesiakhususnya pada anak dari tahun ke tahun kian meningkat.

Hal inipun diumumkan langsung dari Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) yaitu bapak Dante Saksono.

Bahwasannya, Negara Indonesia sendiri ini menduduki Negara ke tiga dimana perokok anak dengan angka terbanyak. Hal ini mencapai 65,7 juta anak di Indonesia atau setara dengan 33,8%.

Baca Juga: SALUT! Patroli Laut Bea Cukai Gagalkan Aksi Penyelundupan Rokok Ilegal Di Wilayah Perairan Riau

"Hal ini menjadikan Indonesia sebagai peringkat ketiga perokok terbesar, jumlah perokok di atas usia 10 tahun," kata Wamenkes Dante dalam webinar Pemanfaatan Pajak Rokok Daerah (PRD), Kamis, 29 April 2021.

Dante mengatakan berdasarkan data terakhir jumlah perokok anak usia 10 hingga 18 tahun di 2018 mengalami peningkatan sebesar 9,1 persen.

“Itu artinya 1 dari 10 anak Indonesia adalah perokok,” ungkap Dante.

Memang diakuinya, saat ini mungkin belum terlihat dampak significant pada perokok anak, namun di masa depan dipastikan anak perokok ini akan mengurangi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa depan.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Jantung yang Diderita Mendiang Artidjo Alkostar

“Akan didapatkan SDM yang seharusnya usia produktif, namun malah harus sakit-sakitan dan menurunkan kualitas hidup karena sakit jantung, stroke, kanker, ginjal, hingga infeksi paru. Dan lagi-lagi SDM yang sakit ini menjadi beban negara untuk diobati dengan dana pemerintah,” ujarnya.

Adapun Data BPJS Kesehatan di tahun 2019. Menunjukkan jumlah kasus tidak menular akibat konsumsi tembakau seperti jantung, stroke, kanker adalah Rp 17,5 juta kasus dengan biaya lebih dari Rp16,3 triliun.

Untuk mencegah terjadinya hal yang seperti ini, perlu adanya pantauan ekstra dari orang tua. Selain itupun, perlu adanya pengetahuan akan dampak lebih dalam bagi para perokok baik dalam jangka pendek maupun panjang.***

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Tags

Terkini

Terpopuler