Pangdam Jaya yang Menyerukan Bubarkan FPI, Berikut Fakta Tentang Dudung Abdurachman

- 20 November 2020, 15:20 WIB
 Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, sangat gemar berusaha dan menyukai klepon buatan ibunya.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, sangat gemar berusaha dan menyukai klepon buatan ibunya. /Antara/antara

CerdikIndonesia – Panglima Kodam Jaya, Mayor Jenderal, Dudung Abdurachman memerintahkan anak buahnya untuk menurunkan spanduk di depan markas besar FPI di Petamburan, Jakarta Pusat.

Ia beranggapan muatan dalam spanduk dan  baliho itu berisi ajakan untuk revolusi dan provokatif dari pimpinan Front Pembela Islam (FPI) itu.

“Kalau perlu, FPI bubarkan saja ! kok mereka yang atur. Suka atur-atur sendiri,” kata Dudung usai Apel kesiagaan pasukan bencana di Jakarta, Jumat, 20 November 2020.

Perwira tinggi itu menyampaikan perintah kepada anggota Kodam Jaya untuk menertibkan spanduk dan baliho ajakan provokatif.

Baca Juga: Buntut Baliho Provokatif Habib Rizieq, Pangdam Jaya: Kalau Perlu FPI Bubarkan Saja

 

Berikut adalah fakta tentang Mayor Jenderal Dudung Abdurachman, Panglima Kodam Jaya.

Pada 19 November 2020 kemarin, menjadi hari penting bagi Dudung, karena pada hari itu ia genap menginjak usia 55 tahun.

Di hari perayaan ulang tahunnya itu, ia mengenang ibundanya lewat sajian sepiring kue pandan dihiasi klepon dilengkapi teh hangat.

Baca Juga: Pangdam Jaya: Jangan Coba- coba Ganggu dengan Merasa Mewakili Umat Islam

 

“euumm, enak, tapi lebih enak buatan ibu” kata Dudung, usai mencicipi kue klepon yang membawa memori tentang ibunya.

Bagi Dudung, sosok ibunya merupakan sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam kehidupannya, sejak remaja ia melihat ibunya menjadi tulang punggung utama untuk keluarga, setelah ayahnya tiada.

Baca Juga: TNI Jangan Mau Diadu dengan Umat Islam Ungkap FPI, Pangdam Jaya: Kalau Perlu, FPI Bubarkan Saja!

 

Untuk meringankan beban ekonomi keluarga, Dudung remaja sudah mulai membantu ibunya bejualan jajanan pasar karya tangan ibunya ke Kodam Siliwangi III/Siliwangi.

Kegiatan itu ia lakukan bukan hanya sekali atau dua kali, tapi rutin ia lakukan hingga Dudung menginjak pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dudung tidak pernah merasa malu, meski kegiatannya berbeda dengan anak-anak muda di masanya dan ia harus mengantar dagangan ibunya.

Ia justru terpacu dan lebih giat membantu ibunya untuk menambah uang dengan menjadi loper koran.

Baca Juga: Mayjen TNI Dudung Perintahkan Copot Baliho Habib Rizieq di Petamburan, Siapa Pangdam Jaya Ini?

 

“Saya harusnya masuk SMAN 5 Bandung itu, tapi karena masuknya pagi, maka tidak jadi,” kata Dudung seperti dilansir Kantor Berita Antara.

Ketika SMA, Dudung mencari sekolah yang masuknya siang, agar ia bisa membantu ibunya menambah kemampuan ekonomi keluarganya, ia biasa mengantar koran pada pagi jam 4.00 WIB dan pulang pukul 8.00 WIB.

Setelah itu, kegiatannya belanjut dengan mengantar klepon dan jajanan pasar lainnya untuk dititipkan di sejumlah kantin seperti Kodam Siliwangi, Taman Lalu Lintas, lalu SMP Muslimin.

Selepas Dudung tamat SMA, ia pun melanjutkan pendidikan di Akademi Militer, karena sejak kecil Dudung sudah mencicipi kesulitan ekonomi, pada saat menjadi taruna Akmil, Dudung masih gemar berusaha untuk menghasilkan sedikit uang saku.

 

Saat mengenyam pendidikan menjadi taruna Akmil, Dudung kerap curi-curi waktu untuk menjadi “kurir” ekspres bagi teman-temannya yang ingin membeli camilan.

Ketika asik menjadi kurir untuk teman-temannya, Dudung pernah dihukum oleh pelatihnya disebabkan salah seorang temannya yang bernama Gunawan , tertangkap basah saat melakukan aksinya.

Akhirnya, Gunawan pun melaporkan Dudung,yang juga ikut terlibat misi mencari camilan sebelum apel malam rutin digelar.

Pengalaman-pengalaman unik itu dikenang Dudung dan menjadi salah satu penyemangatnya hingga saat ini menjalankan pekerjaan yang diembannya.

Baca Juga: Marah Besar! Pangdam Jaya: Kalau Perlu FPI Bubar

 

Terakhir, Dudung pun membagi sedikit pesan bagi generasi muda yang kini munngkin saja mengalami kesulitan ekonomi, sama seperti dirinya di masa muda.

Ada tiga hal yang dibagikannnya bagi para generasi muda.

Pertama, ia berpesan agar pemuda masa kini dapat percaya pada dirinya sendiri dan mau tekun meski dalam kesulitan.

 

Selanjutnya, hal kedua yang ia ingin sampaikan, agar pemuda dapat melewati masa krisis ekonomi ini dengan berbakti kepada orang tua.

Sikap hormat kepada ayah dan ibu turut harus dijalankan dan dimiliki generasi muda agar dapat meraih kesuksesan.

Ketiga, Dudung berpesan agar pemuda tahu tujuan hidupnya dan selalu mengasihi sesama manusia.***

Editor: Arjuna

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x