BNPB Minta DKI Tegakkan Prokes Tapi Malah Bagi Masker ke Habib Rizieq, dr. Tirta: Tidak Kompak!

- 15 November 2020, 12:30 WIB
Dr Tirta
Dr Tirta /

CerdikIndonesia - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 pusat memberikan bantuan berupa masker kain, masker medis dan handsanitizer kepada satgas yang mengelola atau panitia kegiatan Maulid Nabi serta panitia perayaan pernikahan putri Rizieq Shihab.

 

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan, pemberian bantuan tersebut dilakukan setelah Satgas Penanganan COVID-19 melihat tidak adanya penerapan protokol kesehatan pada setiap kegiatan yang melibatkan Rizieq Shihab.

Baca Juga: BNPB Sebut Tidak Adanya Protokol Kesehatan di Setiap Acara Habib Rizieq

 

"Setelah beberapa hari terakhir, kita menyaksikan sejumlah aktivitas yang dihadiri oleh Habib Rizieq Shihab. Banyak sekali masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, tidak menjaga jarak dan banyak yang tidak menggunakan masker. Dan ini yang sangat kita sayangkan," ungkap Doni Monardo di Media Center Satgas Penanganan COVID-19, Jakarta, Sabtu (14/11).

 

Di samping itu, Doni juga menekankan bahwa sebelumnya setiap pakar dan pimpinan, baik di tingkat pusat maupun setiap daerah telah mengingatkan akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

Baca Juga: BNPB Bagikan 20 Ribu Masker Gratis di Pernikahan Najwa Shihab Putri Habib Rizieq

"Setiap pakar epidemiologis, pakar kesehatan masyarakat dan seluruh pimpinan baik di tingkat nasional dan juga di tingkat daerah selalu mengingatkan tentang bagaimana kita harus patuh kepada protokol kesehatan," tegas Doni.

 

Lebih lanjut, Doni juga mengingatkan bahwa COVID-19 dapat menjadi mesin pembunuh bagi mereka yang masuk dalam kategori usia lanjut, maupun mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas.

Baca Juga: Habib Rizieq Jadi Target Operasi Intelejen, Fadli Zon Ungkap Kisah Berliku Kepulangan Habib Rizieq

"Mungkin bagi mereka yang usia muda, sehat apabila terpapar COVID-19 relatif bisa sembuh dalam waktu yang tidak lama. Namun pengalaman kita selama ini, ketika yang terpapar itu lansia dan penderita komorbid maka risikonya sangat fatal. Saya ulangi lagi sangat fatal," jelas Doni.

 

Sebagaimana data Satgas Penanganan COVID-19, bahwa terdapat tren kasus kluster keluarga yang meningkat dari orang tanpa gejala yang menulari keluarganya di rumah sehingga akhirnya berujung fatal. Sehingga hal ini perlu diantisipasi agar ke depannya tidak terjadi hal serupa.

 

"Tidak sedikit saudara-saudara kita yang kelompok rentan, yaitu lansia dan penderita komorbid ini akhirnya wafat, akhirnya meninggal dunia. Karena tertular dari keluarga yang tidak ada gejala," kata Doni.

 

Selanjutnya, Doni juga menjelaskan bahwa pemberian bantuan tersebut adalah dilakukan untuk menegakkan aturan pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19 secara luas, dengan menerapkan protokol kesehatan. Dia berharap, bantuan tersebut kemudian dapat digunakan sebagaimana mestinya sehingga penularan COVID-19 dapat dicegah.

 

"Oleh karenanya pemberian bantuan berupa masker dan juga handsanitizer kepada panitia bukan hanya untuk menegakkan protokol kesehatan di lingkungan tersebut, tetapi juga bagian dari upaya untuk mengajak seluruh komponen yang ada di sekitarnya mau menggunakan masker," jelas Doni.

Baca Juga: Hari Ini Habib Rizieq Akan Nikahkan Najwa Shihab Sang Putri

"Masker diberikan untuk dipakai," imbuhnya.

 

Doni Minta Pemprov DKI Menegakkan Perda COVID-19

 

Sementara itu, Doni Monardo telah menghubungi Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta agar betul-betul dapat menerapkan Peraturan Daerah (Perda) yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait penanganan COVID-19.

 

"Kami juga sudah juga menghubungi Wakil Gubernur DKI Jakarta kemarin dan tadi siang bapak Gubernur Anies untuk betul-betul bisa menerapkan Perda sebagaimana yang telah tertuang dalam aturan yang telah dibuat oleh Pemerintah DKI Jakarta," tutur Doni.

 

Dalam hal ini, Doni berharap agar apa yang telah dianjurkan pemerintah pusat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dapat dilakukan dengan sinergitas yang baik.

Baca Juga: Lembaga Riset Ungkap Dugaan Hutan Papua Habis Karena Dibakar Perusahaan Korea, Lihat Data Titik Api

Selain itu, Doni juga meminta kepada para tokoh yang ada di pusat maupun daerah agar dapat mendukung upaya tersebut sebagai kesadaran kolektif untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.

 

"Kamipun berharap kerja sama pusat dan daerah bisa berjalan dengan baik. Dan kita juga berharap semua tokoh-tokoh yang ada bisa bekerja sama agar kepatuhan (menerapkan) protokol kesehatan ini bukan karena ada sanksi, tetapi adalah sebuah kesadaran kolektif untuk melindungi diri sendiri dan juga diri yang lainnya," jelas Doni.

 

Baca Juga: Jumat Tanggal 13 Dianggap Bawa Kemalangan oleh Kaum Barat, Ini Sejarahnya Friday The 13th

"Kalau ini bisa kita lakukan dengan baik, inshaAlloh bangsa kita, masyarakat kita bisa semakin baik dan mereka yang terpapar pun bisa semakin kecil," pungkasnya.

 

Sikap BNPB dan Pemprov DKI Jakarta menuai kecaman dari dokter Tirta. Pasalnya, dua lembaga ini terkesan membiarkan kerumunan, padahal pandemi Covid-19 belum berakhir. 

Baca Juga: DPR Bahas RUU Minol, dr. Tirta Duga Bagian dari Pengalihan Isu: Biar Gak Fokus Kelarin Pandemi?

"Gimane relawan ama rakyat bingung, bnpb bilang minta pak @aniesbaswedan menerapkan perda, padahal bnpb juga bagi2 masker ke tamu 20.000 pcs," tulis dr. Tirta di akun Instagramnya. 

 

Dokter pengolektor sepatu ini pun kembali memviralkan tagar #IndonesiaTerserah. 

Ia pun menyindir sikap BNPB dan DKI Jakarta yang tidak memberikan larangan atas hajatan acara maulid yang digelar berbarengan dengan pernikahan putri Habib Rizieq. 

 

"Gini kumendan, mau bikin hajatan acara maulid yo oke, tapi momennya, kan yang berhak melarang ya pejabatnya to ya, mosok satgas ama pemprov ra kompak ah, tentukan aja boleh apa engga?

"Kalo boleh aturan gimana, terapkan. Ga boleh alesan apa. Yg tegas ah. Saya menunggu lhoh," lanjutnya.

Baca Juga: DPR Bahas RUU Larangan Minuman Beralkohol, dr. Tirta Pertanyakan Nasib Pengoleksi Wine di Rumah

Menurutnya, pihak pemerintah terkesan standar ganda dalam menerapkan peraturan terkait pandemi Covid-19. 

 

"Kalo beliau boleh bikin, yg lain rakyat biasa juga tolong di izinkan, ojo standar ganda sir, kasian relawan nakes dan rakjel, jadi mumet mantengi aturan.

"Kasian relawan ama nakes juga , yg udah berjuang, trutama eo eo dan wo wo yg batal acara karena pandemi to.

"Yok ah, jangan standar ganda, boleh ya boleh, engga ya engga. Mosok harus viral #INDONESIATERSERAH dulu, baru berstatement, dan lempar2 an pula kesannya," tambahnya.

 

 

"Ra kompak. Ra jelas @bnpb_indonesia @satgascovid19.id @dkijakarta. Kebijakan kalian disaksikan seluruh warga negara Indonesia," ungkapnya.

 

Ia juga menyinggung soal kemuncul klaster Covid. 

Baca Juga: Habib Rizieq Nikahkan Najwa Shihab, Riza Patria Wagub DKI Wanti-Wanti Jangan Timbul Kerumunan

"Kmren demo disindir karena diduga klaster kopet, angkringan jogja disindir, Bekasi kena razia, Bandung iya, Tangerang psbb, jkt psbb, ash mboh.

 

"Serius #indonesiaterserah trnyata ketegasan itu terserah bos nya masing2. Los los aja skrng bos, yok gas," tegasnya.

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x