Terkejut Mendengar Anaknya Sebagai Pelaku Teror di Kota Nice, Prancis, Sang Ibu Menangis

- 2 November 2020, 06:25 WIB
Ilustrasi Prancis, mahasiswa Indonesia mengikuti ajang pameran seni di Prancis.*
Ilustrasi Prancis, mahasiswa Indonesia mengikuti ajang pameran seni di Prancis.* /Pixabay/Free-Photos/

 

CerdikIndonesia- Pihak kepolisian Prancis berhasil menangkap pelaku aksi teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Kota Nice, Prancis.

Pelaku yang diketahui bernama Brahim Aouissaoui (21) berhasil ditangkap dalam keadaan penuh luka yang cukup parah dan langsuung dirawat di rumah sakit.

Pelaku melakukan aksi terornya yang mengakibatkan 3 orang korban meninggal yakni 1 orang pria yang berkerja di Gereja dan 2 orang wanita. 

 

Dilansir dari laman Pikiran Rakyat, Ibu pelaku, Gamra mengaku terkejut dan juga sedih mendengar anaknya yang meneror Kota Nice, Prancis.

Dikabarkan dalam sebuah wawancara, Kamis pagi, 29 Oktober 2020, Ibu pelaku, anaknya sempat melakukan panggilan video bersama keluarganya di Tunisia.

Pelaku, Brahim mengatakan pada keluarganya bahwa ia baru saja tiba di Kota Nice, Prancis dan menemukan tempat untuk tidur di tangga dekat Gereja.

 

 

Setelah itu, kemudian kepolisian Prancis yakin Brahim masuk ke gereja dan membunuh 3 orang yang salah satu dari korbannya dipenggal.

Yassin, kakak dari Brahim mengatakan Brahim bertujuan untuk mencari orang Tunisia untuk mencari pekerjaan dan tempat tinggal.

"Dia bilang dia baru saja tiba dan dia tidak mengenal siapa pun di sana, dia bilang dia akan meninggalkan gedung di pagi hari dan mencari orang Tunisia untuk diajak bicara dan melihat apakah dia bisa tinggal bersama mereka atau mencari pekerjaan," ujar Yassin.

 

 

Dikabarkan 4 tahun lalu, Brahim pernah melakukan penganiayaan dengan menggunakan sejata tajam dan ditangkap saat ia masih remaja.

Saat keluarganya ditemui di Kota Thina, Tunisia, sang ibu, Gamra, menangis mengetahui aksi teror yang dilakukan oleh Brahim.

Menurut Gamra, kabar Brahim sejak September 2020 menghilang, saat pelaku berpergian ke Lampedusa, Italia.

"Saya ingin bekerja seperti orang lain dan menikah, membeli rumah dan mobil sama seperti siapa pun," ungkap Yassin, kakak pelaku yang menjelaskan tujuan adiknya.

Ia menambahkan, menurut tetangga Brahim berjualan bensin untuk membayar penyelup agar bisa ke Eropa.

Bahkan keluarganya mengaku terkejut, Brahim menelpon mereka Rabu, 28 Oktober 2020 lalu yang mengatakan bahwa Brahim sudah berada di Prancis.

"Kamu tidak berpendidikan. Kamu tidak tahu bahasanya. Kenapa kamu pergi ke sana?," kata ibunya, saat ditelepon.

Namun Brahim hanya membalas,"Ibu, doakan aku".

Meurut keterangan saudara perempuannya, Afef, Brahim mampu membaca dan menulis bahasa Arab. Namun dalam huruf latin, ia tidak mampu.

Brahim diketahui oleh keluarga dan tetangganya bahwa ia memiliki  pandangan militan atau masuk ke dalam organisasi jihadis, dan jarang berada di Masjid.

Namun, setelah sukses berhenti kecanduan alkohol dan obat-obatan, kakak Brahim mengatakan sekita 2 tahun lalu, Brahim mulai sering berdoa di rumah.

 

***

Editor: Arjuna

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah