Jokowi: Pengembangan Batu Bara Harus Jadi Prioritas dan Segera Dilaksanakan

- 24 Oktober 2020, 09:02 WIB
Jokowi ingin industri batu bara bisa ekspor barang jadi: Jokowi berencana akan mempercepat pelaksanaan industri turunan dari batu bara, hal tersebut dilakukannya untuk pengembangan lapangan kerja
Jokowi ingin industri batu bara bisa ekspor barang jadi: Jokowi berencana akan mempercepat pelaksanaan industri turunan dari batu bara, hal tersebut dilakukannya untuk pengembangan lapangan kerja /BPMI Setpres/Kris

CerdikIndonesia - Paradigma dan strategi baru industri pertambangan nasional yang bergeser dari pengekspor bahan mentah menjadi barang jadi ataupun barang setengah jadi (hilirisasi industri) harus konsisten dijalankan. Untuk itu, pengembangan industri turunan dari bahan-bahan mentah tersebut, khususnya batu bara, di Tanah Air harus menjadi prioritas dan segera dilaksanakan.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas mengenai percepatan peningkatan nilai tambah batu bara melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 23 Oktober 2020.

Baca Juga: Resmikan Jembatan Teluk Kendari, Jokowi: Dibangun dari Tahun 2015-2020 dengan Biaya Rp804 Miliar

"Kita harus bergerak untuk pengembangan industri turunan dari batu bara. Mulai dari industri peningkatan mutu, pembuatan briket batu bara, pencairan batu bara, gasifikasi batu bara, sampai dengan campuran batu bara air," ujarnya.

Pengembangan industri turunan sebagaimana dimaksud Presiden tersebut nantinya akan mampu meningkatkan nilai tambah dari komoditas batu bara hingga berkali-kali lipat. Hal itu juga sekaligus akan mengurangi impor bahan baku yang dibutuhkan beberapa industri dalam negeri seperti industri baja, petrokimia, dan lainnya.

Baca Juga: Ini Langkah yang Presiden Ambil untuk Hadapi Inflasi, Pengendalian Harga Salah Satunya

"Yang tidak kalah pentingnya, tentu kita bisa membuka lapangan pekerjaan yang sebanyak-banyaknya (melalui industri turunan)," imbuh Presiden.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kepala Negara meminta peta jalan optimalisasi pemanfaatan batu bara dari dalam negeri dengan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk dipercepat. Dari peta jalan tersebut, dapat ditentukan strategi dan arah pengembangan industri hilir yang ke depannya akan dikembangkan.

Presiden juga meminta pemetaan terkait wilayah yang memiliki cadangan sumber batu bara. Dengan demikian, kebutuhan batu bara dalam proses hilirisasi ini akan terjamin pasokannya.

Sebagai langkah awal, menurut Presiden, ada beberapa prioritas yang dapat segera dimulai. Misalnya program gasifikasi batu bara. Proses tersebut akan menghasilkan dimethyl ether atau DME yang dapat menjadi bahan bakar alternatif pengganti elpiji (liquefied petroleum gas).
Baca Juga: Jokowi Resmikan Pabrik Gula di Sulawesi Tenggara, Bisa Buka Lapangan Kerja
"Kita tahu elpiji kita ini masih impor sehingga (gasifikasi) bisa mengurangi impor elpiji kita," tuturnya.

Kepala Negara mendapati adanya laporan bahwa pengembangan industri turunan ini masih menghadapi kendala dari urusan yang berkaitan dengan keekonomian serta teknologi pendukung. Terhadap kendala tersebut, Presiden berpendapat bahwa hal itu dapat dicarikan jalan keluarnya apabila BUMN mencari rekan kerja yang dapat membantu pengembangan itu.

Baca Juga: Jokowi Berkunjung ke Sulawesi Tenggara, Ada Apa?

"Saya ingin agar dicarikan solusi untuk mengatasi kelambanan pengembangan industri turunan batu bara ini karena kita sudah lama sekali mengekspor batu bara mentah. Saya kira memang harus segera diakhiri bila nanti akan ada beberapa perpanjangan dengan kewajiban untuk memulai ini," tandasnya.

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x