TKN Jelaskan Cerita Munculnya Prabowo 'Gemoy'

- 25 Januari 2024, 21:02 WIB
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo Marah Besar dengan Kelakuan Kader Partai Gerindra ini
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo Marah Besar dengan Kelakuan Kader Partai Gerindra ini /Miju/Tangkapan Layar Instagram @rahayusaraswati

CERDIK INDONESIA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, membeberkan cerita di balik kemunculan Prabowo Subianto gemoy yang dilekatkan kepada sosok calon presiden nomor urut 2 tersebut.

“Waktu kata gemoy itu muncul pun, itu bukan dari TKN. Karena itu kan munculnya jauh setelah Pak Prabowo menyatakan akan maju sebagai capres. Artinya, itu bukan secara strategi dilakukan dari awal,” kata Saras dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA yang disiarkan pada Kamis, 25 Januari 2024.

Menurut Saras, istilah gemoy wajar muncul di kalangan masyarakat saat melihat Prabowo menampilkan joget khasnya. Joget tersebut merupakan salah satu wujud keceriaan Prabowo dalam menyambut Pilpres 2024.

“Beliau itu karena lebih rileks, nothing to lose (tidak akan rugi), enggak ada satu pun beban bagi beliau untuk harus dipilih, itu tidak. Beliau itu kalau dipilih ya alhamdulillah, kalau enggak dipilih ya sudah … kalau lagi rileks itu artinya suka, kalau gembira. Kalau rileks kan lebih gembira, kalau gembira, ya, bisa muncullah goyang-goyang,” tutur dia.

Saras mengaku istilah gemoy pada akhirnya diadopsi oleh TKN karena melihat animo positif di masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, hal ini dinilai bisa membantu Prabowo menjangkau pemilih milenial dan gen Z.

“Kita lihat karena antusiasme dari masyarakat sebegitu besarnya untuk gemoy ini dan mudahnya untuk gen z dan gen y mengadopsi itu, sehingga akhirnya kita angkat itu, yang awalnya Pak Prabowo juga sampai nanya ‘Apa, sih, ini gemoy?’,” kata Saras.

Di sisi lain, dia pun menepis anggapan bahwa TKN berupaya memoles citra figur Prabowo maupun pasangannya, calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Kalau memoles itu seolah-olah kita mengubah, sosok dari seorang Pak Prabowo dan Mas Gibran untuk menjadi sesuatu yang bukan mereka, sedangkan itu tidak dilakukan sama sekali,” kata Saras.***

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x