Network
CerdikIndonesia - Sebuah apresiasi diberikan oleh pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) atas kinerjanya dalam memberi pengamanan pada ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Bali.
“Saya kira apa pun yang dilakukan TNI patut diapresiasi setinggi-tingginya, tetapi tidak berarti semua persiapan harus dibuka ke publik sebagai ajang ‘show off’ (Pamer),” kata Connie di Jakarta, Kamis.
Connie mengatakan, kemanan KTT G20 memiliki risiko yang tinggi ditambah dengan adanya dua negara yang sedang dalam suasana perang, yakni Rusia dan Ukraina. Hal tersebut membuat faktor kemanan Presiden Vladimir Putin dan Volodymyr Zelenskyy menjadi fokus yang sangat diperhatikan.
Baca Juga: SINOPSIS Golden Spoon Episode 15, Nasib Seo Juntae Di Penjara dan Misi Balas Dendam
“Saya pribadi dangat mengkhawatirkan jika terjadi sesuatu di Bali pada beliau karena jika Rusia kehilangan Putin saat ini, itu sama dengan kita kehilangan Soekarno di detik-detik Kemerdekaan Indonesia,” ujarnya.
Sebagai upaya peningkatan pengamanan menjelang pelaksanaan KTT G20 yang akan digelar pada 15-16 November 2022 di Bali, lokasi strategis seperti pelabuhan Benoa, Jalur Tol Laut Bali Mandara, dan sektor laut di bawah Landasan Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi fokus TNI AL dengan menempatkan beberapa prajurit dilokasi tersebut.
Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo selaku Komandan Pangkalan TNI AL Denpasar yang bertugas sebagai Dansubsatgas PAM Pelabuhan, menyampaikan telah menempatkan pasukan di sejumlah titik guna mengamankan akses masuk ke Bali melalui jalur laut.
Baca Juga: 7 Inspirasi Kutipan Hari Pahlawan untuk Dibagikan di Media Sosial
Kekuatan dari unsur-unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dalam kondisi siap tempur juga dikerahkan oleh TNI AL guna memperkuat Satuan Tugas Laut Pengamanan VVIP Presidensi G20 ini.
