Update Sri Lanka: 22 Juta Penduduk Sulit Dapatin Makanan Pokok, Imigrasi ke Benua Eropa dan Terlilit Utang

- 9 Juli 2022, 19:04 WIB
Demonstran lari dari gas air mata yang digunakan polisi saat protes menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa, di tengah krisis ekonomi negara, di dekat kediaman presiden di Kolombo, Sri Lanka, 9 Juli 2022.
Demonstran lari dari gas air mata yang digunakan polisi saat protes menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa, di tengah krisis ekonomi negara, di dekat kediaman presiden di Kolombo, Sri Lanka, 9 Juli 2022. /REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Kondisi ekonomi Sri Lanka terus memburuk setelah pandemi Covid-19. Beberapa sektor pendapatan negarapun terkuras seperti bidang wisata dan dampak dari konflik Rusia dengan Ukraina.

Baca Juga: Dukung Ekonomi Kreatif, KKN Universitas Trunojoyo Madura (UTM) 2021 Pilih Langkah Strategis Fokus Jamur Tiram

 

Terlihat sekitar 70 persen keluarga di Sri Lanka telah mengurangi anggaran belanja makanan sejak awal tahun ini.

Kondisi itu membuat Sri Lanka hari ini membuat bahan bakar minyak dan pasokan obat terus menipis.

Selanjutnya, mata uang Sri Lanka jatuh drastis setelah beberapa warga ingin pindah besar-besaran.

Kejatuhan ekonomi Sri Lanka membuka warga ingin migrasi kenegera tetangga. 

Tercatat banyak warga Sri Lanka ingin pindah ke beberapa negara diantaranya Inggris, Amerika Serikat, Australia, Kanada atau Uni Eropa.

Baca Juga: Buka Musrenbang, Kapolri Listyo Sigit Prabowo Menekankan Untuk Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional Tahun 2022

 

Halaman:

Editor: Safutra Rantona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah