Waduh! Kafir Trending di Twitter, Lantas Apa Makna Terkait Penggunaan Kata 'Kafir' dalam Al-Qur'an?

- 18 Mei 2022, 07:13 WIB
Isi Kandungan Surat Al-Bayyinah Ayat 1 Sampai 8 Tentang Orang-orang Kafir dan Musrik
Isi Kandungan Surat Al-Bayyinah Ayat 1 Sampai 8 Tentang Orang-orang Kafir dan Musrik /Pixabay/Afshad

Allah (SWT) akan menilai dengan mengetahui apakah mereka memiliki akses ke wahyu (Islam), dan apakah mereka memahaminya dengan benar atau tidak, kesadaran mereka akan kebenaran dan apakah mereka mempertanyakan atau mengikuti secara membabi buta agama/ideologi mereka sendiri yang diajarkan secara dogmatis ketika mereka tumbuh dewasa.

Pertimbangan keadaan ini (yang pada akhirnya hanya akan dinilai oleh Tuhan di akhirat) dijelaskan oleh ulama Islam klasik, Ibnu Taimiyah ketika membahas bagaimana menyebut orang "Kafir" tidak berarti mereka adalah orang-orang kafir yang akan dihukum di akhirat:

“Takfir [menyebut seseorang sebagai 'Kafir' dalam Al-Qur'an] adalah bagian dari peringatan Tuhan (tetapi bukan janji [hukuman di akhirat]), karena bahkan jika seseorang menyangkal sesuatu yang dikatakan oleh Rasulullah [Muhammad] dia mungkin orang yang baru mengenal ajaran Islam, atau mungkin dia tinggal di negara yang jauh atau semacamnya.

Orang ini tidak menjadi kafirkarena apa yang dia tolak sampai ada bukti atas dirinya. Mungkin dia belum pernah mendengar teks kitab suci, atau dia pernah mendengarnya tetapi dia belum memahaminya dengan kuat, atau mereka telah disajikan kepadanya secara kontradiktif yang membutuhkan penjelasan, meskipun dia salah.

"Aku selalu menyebutkan hadits dalam dua kitab shahih dimana laki-laki itu berkata: Jika aku mati, maka bakarlah aku, kremasi aku dan tebarkan abuku ke laut, karena sesungguhnya jika Tuhan mampu menghukumku dengan hukuman yang tidak seperti yang diterima oleh siapa pun di antara dunia, Dia pasti akan melakukannya. Tuhan bertanya mengapa dia melakukan itu dan dia berkata: Aku takut kepada-Mu."

Maka Allah memaafkannya.

Orang ini meragukan kemampuan Tuhan untuk membangkitkannya ketika dia berubah menjadi debu; sebaliknya, dia percaya bahwa Tuhan tidak dapat membangkitkannya dan ini adalah ketidakpercayaandengan ijma’ kaum muslimin, tetapi dia jahil.

Dia tidak mengetahui hal itu dan dia adalah seorang mukmin yang takut bahwa Allah akan menghukumnya dan karena itu Allah mengampuni dia untuk itu.”

[dalam Majmu' Al-Fatawa, Bab: Al-Aqidah]

Muslim (Munafiqeen) yang 'Cenderung Jahat' Akan Menderita Kebinasaan di Akhirat
Seseorang yang mencap dirinya di muka bumi sebagai seorang Muslim masih bisa menderita kebinasaan di akhirat dan dinyatakan sebagai seorang teologis[1] 'Kafir' (kafir).

Halaman:

Editor: Yuan Ifdal Khoir


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah