Gulung Tikar, Ada 5 Mal di Bandung Krisis Terancam Dijual Untuk Umum

- 28 Agustus 2021, 11:14 WIB
Suasana aktivitas Mall di Kota Surabaya saat pelaksanaan PPKM Level 4
Suasana aktivitas Mall di Kota Surabaya saat pelaksanaan PPKM Level 4 /Zona Surabaya Raya/Laut Biru

CerdikIndonesia - Selama Pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, banyak usaha menengah dan perusahaan bisnis yang bankrut.

Perusahaan banyak gulung tikar selama massa pandemi Covid-19. Salah satu perusahaan yang bangkrut tersebut adalah pengusaha pemilik mal.

Beberapa mal di Bandung dikabarkan dijual. Karena perusahaan tak sanggup lagi menanggung beban pengeluaran yang cuku besar.

Menurut Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyebut setidaknya ada lima mal di Kota Bandung yang terancam dijual.

 

Baca Juga: Detik-detik Ledakan di Mal Margo City Depok, Pengunjung Berlarian dan Teriak Allahu Akbar

Ditambahkan lagi, Raya Handianto Lie mengatakan faktor sepinya maldi tengah pandemi menjadi penyebab utama ancaman tersebut.

Bahkan belum lama ini ramai kabar soal salah satu mal di ujung timur Kota Bandung yaitu Ujung Berung Town Square (Ubertos) yang dikabarkan akan dijual.

 

Informasi Ubertos dijual mulai tersebardan bahkan iklan penjualannya langsung menyebar di kalangan masyarakat.

 

 

 

Baca Juga: INGAT! Warga Kota Bandung Bisa Kunjungi Mal dan Makan Ditempat, Ridwan Kamil Wajibkan Bawa Dokumen Ini

Soal mal yang akan dijual ini, Handianto menyebutkan empat mal lainnya juga diprediksi akan dijual.

"Kalau terdata sih ada beberapa, jadi hidup segan, mati nggak mau gitu, kira-kira ada lima mal (yang mau dijual), ini yang mesti pemerintah perlu mulai mikirin," kata Handiyanto saat dihubungi di Bandung, Jawa Barat.

 

Menurutnya, sejauh ini meski relaksasi telah diberikan bagi mal, pengunjung masih belum meningkat secara signifikan.

Padahal mal di Kota Bandung oleh pemerintah kota telah diperbolehkan menerima pengunjung sebesar 50 persen dari total daya tampung.

"Ya rata-rata per hari sekitar 10-15 persen lah, di akhir pekan mungkin 15 persen ya, kalau di mal yang saya kelola BTC Pasteur kunjungannya di bawah 10 persen," kata dia dilaporkan Antara.

Dia mengatakan minimnya pengunjung yang datang ke mal itu disebabkan belum dibukanya arena bermain atau tempat hiburan. Pasalnya, kata dia, orang-orang yang mau berkunjung ke mal itu bukan hanya untuk berbelanja, namun juga untuk mendapatkan hiburan.

"Sebetulnya kita juga sudah berterima kasih telah memberi relaksasi sebesar 50 persen itu, tapi kita minta sekarang juga tidak banyak, kita minta yang tempat hiburan itu juga turut dibuka," katanya.

Baca Juga: Mal Pelayanan Publik Terbesar di Indonesia Diresmikan, Jokowi Fokus Percepat Birokrasi

Karena jika tempat hiburan dibuka, seperti arena bermain anak, arena bermain remaja, bioskop, maka menurutnya tenaga kerja juga akan terserap kembali.

"Contohnya di bioskop itu biasanya punya 30 orang pegawai, kalau bioskop tutup itu 30 orang hilang, sekarang di Bandung ada berapa mal, mungkin sekarang ratusan pekerja bioskop itu jobless," kata Handianto.***

Editor: Safutra Rantona

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah