UEFA Resmi Usulkan Aturan FFP yang Baru: PSG, Man City, Chelsea Jangan Nangis Ya

- 20 Agustus 2021, 15:51 WIB
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin (kiri) ketika memperkenalkan Ketua ECA yang baru, Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin (kiri) ketika memperkenalkan Ketua ECA yang baru, Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi. /Twitter @UEFA

CERDIKINDONESIA - UEFA berencana untuk mengubah aturan Financial Fair Play (FFP) yang berlaku untuk klub.

Para pemangku kepentingan sepak bola Eropa, klub terbesarnya, dan UEFA akan bertemu di Nyon, Swiss.

Mereka bertemu selama bulan September untuk membahas rencana masa depan.

Baca Juga: Format Baru Liga Champions Masih Bisa Dibatalkan, Presiden PSG Jadi Tokoh Utama!

UEFA akan memiliki kekuatan untuk membuat klub Liga Champions mengubah skuad mereka segera.

Dan berencana untuk beroperasi secara real-time daripada memberikan hukuman secara retrospektif seperti dengan sistem saat ini.

Ketua baru Asosiasi Klub Eropa adalah Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi.

Dia menggantikan Andrea Agnelli dari Juventus, dan merupakan salah satu orang paling berpengaruh di sepakbola.

Akhir dari FFP kemungkinan besar datang dari kekalahan UEFA atas Manchester City di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) tahun lalu.

UEFA yang merupakan sebuah badan pengatur, kalah dalam banding atas aturan yang dibuatnya.

Baca Juga: Man City Disinggung Lagi Soal FFP, Pep: Dulu MU Sering Juara juga Karena Uang!

Keraguan yang tersisa telah dihapus oleh penutupan Covid-19 dan pelonggaran FFP yang diperlukan.

Untuk memungkinkan para pemilik menyuntikkan dana kepada klubnya masing-masing.

Peraturan baru berarti setiap pelanggaran berpotensi membuat klub dipaksa untuk mengeluarkan pemain dari skuad mereka untuk tiga kompetisi UEFA.

Agar sesuai dengan batas pengeluaran yang akan diterapkan.

Nantinya akan mendistribusikan kembali pendapatan dari pajak barang mewah (luxury tax) ke klub-klub yang lebih rendah hierarkinya.

UEFA percaya itu mengikuti prinsip keadilan yang harus mengarah pada stabilitas keuangan yang lebih besar.

Baca Juga: Resmi! Mulai Musim 2021 2022 Aturan Gol Tandang Dihapus oleh UEFA

Mereka juga bertujuan untuk lebih transparan dalam menerapkan pajak barang mewah.

Dengan sistem tarif yang tersedia untuk umum tergantung pada skala pelanggaran batas pengeluaran.

UEFA telah mempelajari ukuran pengendalian biaya dari Major League Baseball.

Di mana MLS mengoperasikan ambang batas pajak barang mewah yang ditetapkan setiap tahun.

Ketika ambang batas dilanggar, tim harus membayar persentase dari pengeluaran mereka sebagai penalti.

Belum terlihat bagaimana sistem baru ini mempengaruhi daya beli klub-klub di seluruh Eropa.

Baca Juga: PSG, MU, Barcelona: Berikut 10 Klub dengan Tagihan Gaji Tertinggi di Dunia

Setelah bencana Liga Super Eropa, jelas bahwa olahraga telah ditunggangi dengan perdagangan dan keuntungan.

Mari berharap aturan baru akan menjembatani kesenjangan antar klub.

Di mana nantinya akan mengarah ke pertandingan yang lebih kompetitif di seluruh liga.***

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Sumber: Telegraph


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah