Mural Kritik Jokowi Dihapus Paksa, Ketua MUI: Kalau Salah, Coba Buktikan Kebenarannya!

- 18 Agustus 2021, 21:15 WIB
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis. /Instagram.com/@cholilnafis/

CERDIKINDONESIA - Heboh mural Presiden Joko Widodo dengan tulisan "404 Not Found".

Namun tak lama setelah viral, mural tersebut tiba-tiba dihapus paksa oleh aparat.

Menyikapi hal itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis pun menyampaikan tanggapannya.

Baca Juga: Etnis China Dilarang Mengibarkan Bendera Merah Putih, Rocky Gerung: Presiden Gagal!

Hal itu disampaikan dalam acara Catatan Demokrasi yang diunggah di Youtube pada Selasa, 17 Agustus 2021.

“Jadi harus memahami masalah secara utuh ya," katanya dikutip dari YouTube tvOneNews Rabu, 18 Agustus 2021.

"Kalau kita melihat dari gambar yang saya lihat maka memastikan sesuatu berdasarkan sebuah aturan yang sudah disepakati oleh kita,” tambahnya.

Nafis menambahkan, jika hanya sebuah persepsi terkait apakah itu adalah Jokowi atau bukan, maka akan berbeda bagi setiap orang.

"Kalau hanya persepsi dari masing-masing, sangat relatif," ujarnya.

Baca Juga: Mural Kritik kepada Pemerintah Dihapus Paksa, Refly Harun: Jangan Maunya Dipuji Doang!

"Oleh karena itu, di dalam pengadilan ada hak untuk menuntut, ada hak untuk membela, demi mencapai sebuah kebenaran," ungkapnya.

"Namun demikian, rasa masyarakat itu bisa dikodifikasi dalam bentuk hukum, di dalam Islam itu,” sambungnya.

Akan tetapi, jika mural itu dianggap sebagai bentuk penghinaan, dia mengatakan hal itu dilarang.

Tentunya dengan catatan bahwa dugaan penghinaan tersebut telah dibuktikan kebenarannya melalui jalur hukum.

"Kalau kita melihat, kalau itu dianggap sebuah penghinaan, pasti Islam melarang penghinaan. Itu jelas gitu loh," ucapnya.

"Tetapi memastikan apakah penghina atau tidak, di situlah jalur hukum yang bisa memastikan,” bebernya.

Baca Juga: Jokowi Langgar Aturannya Sendiri, Tokoh Papua: PPKM Berjilid2, Kerumunan Berjilid2

Oleh karena itu, dugaan mural 404 Not Found tersebut adalah wajah Jokowi atau bukan, harus ditentukan di pengadilan.

“Tadi ‘kalau itu dianggap wajah Pak Jokowi, apakah benar wajahnya?’, ada proses kan," katanya.

"Jadi pengadilan itu sangat panjang kalau kita ingin menentukan sebuah hukum,” ucapnya.

Berangkat dari kasus mural itu, dia pun menuturkan sebuah ilustrasi terkait bagaimana mencapai sebuah kebenaran.

“Saya boleh ilustrasi sedikit untuk mencapai sebuah kebenaran," ungkapnya.

"Di dalam kerangka mencari kebenaran kan ada orang pakai berpikir logis, akal, teoritis, ada yang berdasarkan empiris karena pengalaman," bebernya.

Baca Juga: Ide Konyol Jusuf Kalla Terkait Sholat Jum'at Ganjil Genap Ditolak oleh MUI

"Tapi kalau persepsi, jelas tidak bisa menjadi sebuah landasan,” tandasnya.

Dia pun mengingatkan terkait kritikan yang disampaikan, harus dijadikan sebagai cermin.

"Bagi orang yang bijak, kritik itu adalah cermin yang sebenarnya," tuturnya.

"Tapi bagi orang yang tak punya hati lurus, maka kritik itu adalah pedang yang dihunuskan kepada kita,” jelasnya.***

Editor: Yuan Ifdal Khoir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x