Mahasiswi Doktor di Inggris Bunuh Diri Karena Pelecehan Seksual, Berikut Kronologis Kejadiannya

- 27 Juni 2021, 11:47 WIB
Ilustrasi Pelecehan Seksual.
Ilustrasi Pelecehan Seksual. /Dok. Hallo Media/M. Rifa'i Azhari

Hasil dari penyelidikan yang dilakukan di Brighton dan Pengadilan Hove City Coroner menjelaskan bahwa Josie Jolley telah mengalami ‘banyak peristiwa yang sangat traumatis dan sulit untuk diatasi’.

Sebelumnya Josie Jolley disebut telah menjalin hubungan asmara dengan supervisor pertamanya di pendidikan PhD yang tengah dia jalani. Hubungan tersebut juga diketahui oleh banyak orang di UniversitasSussex, dan memutuskan untuk berpisah setelah lebih dari satu tahun menjalani hubungan asmara.

Masih dari keterangan yang sama, pada Desember 2019, Josie Jolley mengakui bahwa dirinya telah menerima pelecehan seksual.

Tindakan tersebut telah dilaporkan kepada pihak berwenang, akan tetapi jaksa penuntut Crown justru memutuskan untuk tidak memberikan tuntutan.

Petugas Coroner, Veronica Hamilton-Deeley mengatakan bahwa dia tidak menganggap masalah ini sebagai ‘penyebab langsung’ kematian Josie Jolley, dan dia mengalami banyak hal yang terjadi.

"Untuk menyarankan bahwa (Josie Jolley) adalah korban, bahwa dia begitu rentan, dia bisa dimanfaatkan, dan dia tidak bisa menang dalam keputusannya sendiri, adalah hal yang merendahkan dirinya,” ucapnya, dikutip dari Times Higher Education, Minggu, 27 Juni 2021.

Kesehatan mental Josie Jolley semakin tertanggu tatkala dia mengkhawatirkan tugas kuliahnya serta kesehatan ibunya yang telah didiagnosa kanker pada Mei 2020 lalu.

Pihak Coroner menyampaikan bahwa Josie Jolly merupakan mahasiswa berprestasi, dia mendapatkan dukungan dari Universitas atas kecerdasanya. Dengan kondisi kesehatan mental yang terganggu menyebabkan apa yang telah dia rencanakan menjadi berantakan.

“Secara akademis, bakat Josie dinyatakan dalam prestasi yang jauh di luar tingkatnya sebagai mahasiswi PhD, pada tahun kedua risetnya.

Publikasinya yang ditulis dengan catatan transaksi Institut Geografi Inggris merupakan pencapaian yang tidak pernah dicapai oleh ahli geografi akademis yang terpublikasi secara internasional.

Halaman:

Editor: Safutra Rantona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah