Hassaan Shahawy, Jadi Presiden Muslim Pertama Harvard Law Review : Sebuah Jurnal Bergengsi di Amerika Serikat

- 6 Februari 2021, 14:12 WIB
Hassan jadi Presiden Hukum pertama di Hukum Harvard
Hassan jadi Presiden Hukum pertama di Hukum Harvard //*Reuter
CerdikIndonesia - Prestasi Hassaan Shahawy membuat bangga seluruh umat muslim di dunia, bagaimana tidak? pemuda keturunan Mesir ini mampu menjabat sebagai Presiden jurnal bergengsi di Amerika Serikat Harvard Law Review.
 
 
 
Selama 134 tahun sejarah Harvard Law Review, baru kali ini Harvard Law Review untuk pertama kalinya dipimpin presiden Muslim yakni Hassaan Shahawy.
 
 
Harvard Law Review yang merupakan salah satu jurnal hukum paling bergengsi di Amerika Serikat (AS).
 
Kutipan penjelasan Hassaan Shahawy, dia mengatakan pentingnya keragaman dan saling menghormati tradisi hukum bangsa lain.
 
"pengakuan akademisi hukum yang tumbuh akan pentingnya keragaman, dan mungkin semakin menghormati tradisi hukum lainnya," jelas Hassaan Shahawy.
 
 
Mantan Presiden AS Barack Obama, merupakan salah satu di antara tokoh-tokoh hukum dan politik yang pernah bekerja di Harvard Law Review Barack Obama diangkat sebagai presiden kulit hitam pertama jurnal itu pada tahun 1990. 
 
Selain itu, ada juga tiga anggota Mahkamah Agung AS yang menjabat adalah editor Harvard Law Review, seperti juga almarhum Hakim Ruth Bader Ginsburg dan Antonin Scalia. 
 
"Berasal dari komunitas yang secara rutin dihina dalam wacana publik Amerika, saya berharap ini menunjukkan beberapa kemajuan, meskipun kecil dan simbolis," kata Hassaan Shahawy
 
 
 
Peninjauan hukum dikelola oleh siswa terbaik di sekolah hukum A.S., yang sering direkrut untuk menjadi juru tulis yudisial dan pekerjaan bergengsi lainnya dalam profesi tersebut.
 
Presiden wanita pertama dalam tinjauan tersebut adalah Susan Estrich yang terpilih pada tahun 1977. Presiden lainnya adalah Latino dan gay secara terbuka. Wanita kulit hitam pertama terpilih sebagai presiden pada tahun 2017.
 
 
Hassaan Shahawy lulus di Harvard sebagai sarjana pada tahun 2016 dengan gelar dalam Sejarah dan Studi Timur Dekat. Dia kemudian kuliah di Universitas Oxford sebagai Sarjana Rhodes untuk mengejar gelar doktor dalam Studi Oriental dan belajar hukum Islam.
 
Hassaan Shahawy mengatakan dia telah aktif bekerja dengan populasi pengungsi dan reformasi peradilan pidana. 
 
Rencana masa depannya tidak jelas, meskipun dia menyebutkan kemungkinan menjadi pengacara kepentingan publik atau bekerja di akademisi.***

Editor: Kurniawan Rio

Sumber: pangandaran pikiran rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x