Ahmadiyah dan Syiah Bakal Dapat Afirmasi Sebut Menag Gus Yaqut, Kenapa?

- 24 Desember 2020, 22:21 WIB
Banyak Diapresiasi Netizen, Menag Baru Gus Yaqut Ucapkan Selamat Natal Bagi Umat Kristiani / Twitter.com/@YaqutCQoumas.*
Banyak Diapresiasi Netizen, Menag Baru Gus Yaqut Ucapkan Selamat Natal Bagi Umat Kristiani / Twitter.com/@YaqutCQoumas.* /Twitter.com/@YaqutCQoumas

CerdikIndonesia – Pemerintah melalui kementrian agama akan berikan afirmasi pada pemeluk Syiah dan Ahmadiyah. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

"Mereka warga negara yang harus dilindungi," kata Yaqut, Kamis, 24 Desember 2020.

Baca Juga: Menag Gus Yaqut Bakal Afirmasi Pemeluk Syiah dan Ahmadiyah

Ia menegaskan tak mau ada kelompok beragama minortitas yang terusir dari kampung halaman hanya karena beda keyakinan.

Gus Yaqut tidak mau ada kelompok beragama minoritas yang terusir dari kampung halaman mereka karena perbedaan keyakinan.

Melalui Kementerian Agama, pemerintah akan memfasilitasi dialog lebih intensif untuk menjembatani perbedaan yang ada.

Baca Juga: Wow! 174.678 Kendaraan Tinggalkan Jakarta Jelang Natal

"Perlu dialog lebih intensif untuk menjembatani perbedaan. Kementerian Agama akan memfasilitasi," katanya.

Pernyataan itu merespons permintaan Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra agar pemerintah mengafirmasi urusan minoritas. Hal ini disampaikan secara daring pada forum Professor Talk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, pada hari Selasa lalu.

Baca Juga: Afghanistan dan Taliban Direncanakan Berdamai, Indonesia jadi Perantara

"Terutama bagi mereka yang memang sudah tersisih dan kemudian terjadi persekusi, itu perlu afirmasi," tutur Azyumardi.

Azyumardi melihat kurangnya perhatian pemerintah terhadap pemeluk minoritas, bahkan untuk mendirikan rumah ibadah mereka kesulitan.

Ia melihat pengungsi Syiah di Sidoarjo dan kelompok Ahmadiyah di Mataram mengalami persekusi oleh kelompok Islam 'berjubah'.

Baca Juga: Jusuf Kalla Bertemu Menlu Afghanistan Rencanakan Perdamaian dengan Taliban

Namun, persoalan intoleran itu, menurut Azyumardi, bukan muncul di kalangan umat Islam saja, melainkan juga dialami oleh pemeluk agama lain di Indonesia.

"Di wilayah yang mayoritas Kristen, itu Katolik susah bikin gereja.Yang mayoritas Katolik, orang Kristen juga susah untuk membangun," kata Azyumardi.

Ia berpendapat bahwa akan sulit bagi kelompok yang memiliki relasi kekuatan (power relation) minim di suatu lokasi bisa mendapat restu mendirikan tempat ibadah tersebut dari kelompok yang memiliki relasi kekuatan yang lebih kuat.

Halaman:

Editor: Arjuna

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x