Kasus Covid-19 Tertinggi di Jateng, Luhut Minta Ganjar Pranowo Tambah Fasilitas Isolasi Terpusat

- 2 Desember 2020, 05:43 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan setelah menggelar rapim di KKP pada Jumat, 27 November 2020.
Luhut Binsar Pandjaitan setelah menggelar rapim di KKP pada Jumat, 27 November 2020. /kkp.go.id

 

Baca Juga: Polri Siap Bubarkan Massa yang Ngotot Gelar Reuni 212

Dua minggu pascaliburan panjang pada 28 Oktober - 4 November 2020, kasus positif COVID-19 di Semarang, Kudus, Surakarta, Pati, dan Kudus mengalami kenaikan.

Luhut juga menyebutkan kini Kota Semarang memiliki kasus tertinggi di Jawa Tengah sebanyak 12.019 kasus dengan tingkat kematian tertinggi hingga 751 orang.

Luhut juga meminta agar Pangdam Diponegoro dan Kapolda Jawa Tengah membantu Gubernur Jawa Tengah untuk melakukan sosialisasi terus-menerus kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan.

"Tolong bantu juga untuk mendorong supaya mereka yang kena atau positif segera ke tempat isolasi. Tidak usah malu," tambahnya.

 

Baca Juga: Seruan Azan Jihad, Jusuf Kalla Tegas Menolak Azan Hayya Alal Jihad, Itu Keliru Harus Diluruskan!

Kampanye tersebut menurutnya penting agar masyarakat tidak menunda mencari pengobatan sekalipun masih bergejala ringan.

Luhut juga meminta segenap pihak ikut fokus dalam penanganan kasus di rumah sakit.



"Untuk Dinkes Jateng, tolong cek baik obat atau penanganan di RSnya. Angka kematian harus kita tekan serendah mungkin, dengan obat dan pengalaman kita mestinya bisa kita cegah," pesannya.

 



Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan dalam tiga hari ini pihaknya akan menggenjot upaya-upaya menekan penyebaran COVID-19, termasuk menambah fasilitas isolasi terpusat.

 

Baca Juga: Simak Panduan Natal di Masa Pandemi dari Kemenag

"Dalam tiga hari ini kami minta untuk gas pol termasuk isolasi mandiri karena kalau di rumah tidak merasa diisolasi. Saya minta kepada para bupati kita cari hotel untuk isolasi mandiri, kita bayar," katanya.

Ganjar juga mengaku telah meminta kepada Dinkes Jateng untuk terus melakukan tes, pelacakan, dan penelusuran terus menerus.

"Bersama dengan berbagai asosiasi, kami buat gerakan masuk ke rumah karena untuk menyosialisasikan mengenai protokol kesehatan dan pentingnya isolasi terpisah karena tingginya klaster rumah tangga," jelasnya.

Mengenai tingginya angka kematian, beberapa direktur rumah sakit di Jawa Tengah membeberkan bahwa salah satu penyebabnya adalah keterlambatan penanganan pasien.

"Pasien masuk ke kami kasusnya sudah sangat berat dan terlambat masuk ICU," ujar Direktur RS Kariadi Semarang Agoes OP.

Parahnya kondisi pasien saat masuk rumah sakit dan keterbatasan ruang ICU untuk isolasi pasien COVID-19 juga dituturkan oleh perwakilan dari RSUD Temanggung.

Halaman:

Editor: Shela Kusumaningtyas

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah