Seruan Azan Jihad, Jusuf Kalla Tegas Menolak Azan Hayya Alal Jihad, Itu Keliru Harus Diluruskan!

- 1 Desember 2020, 19:19 WIB
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla /PMI

 

CerdikIndonesia - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), H Jusuf Kalla (JK) tegas menolak seruan jihad melalui azan yang dilakukan sekelompok orang di masjid. 

 

Baca Juga: Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta Berhasil Gagalkan Penyelundupan 152 Kg Narkotika dari China

 

"Sebab azan di masjid dengan menambahkan seruan untuk berjihad adalah kekeliruan yang harus diluruskan," tegas JK dalam rapat webinar dengan seluruh pengurus DMI se-Indonesia, dan juga pemuda-remaja masjid, dari Kantor DMI di Jakarta, Selasa (1/12/2020).

 

 

Seperti diketahui, telah beredar video yang merekam sekelompok orang di masjid melafadskan azan dengan tambahan kata jihad. Video menimbulkan keresahan karena masjid jadi tempat ajakan berjihad.

 

Baca Juga: Tok! Pemerintah Pastikan Akan Kurangi Libur Panjang Akhir Tahun

 

“Azan hayya alal jihad itu keliru, harus diluruskan. DMI menyatakan secara resmi menolak hal-hal seperti itu. Masjid jangan dijadikan tempat untuk kegiatan yang menganjurkan pertentangan,” ujar JK.

 

Ditegaskan JK, pengertian jihad jangan dijadikan seruan untuk membunuh, membom, atau saling mematikan. Sebab jihad mengajak membunuh seperti kejadian di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah merupakan pelanggaran yang luar biasa yang harus dihukum oleh negara.

 

Baca Juga: Polisi Tetap Akan Tunggu Habib Rizieq Datang Penuhi Panggilan, Hingga Malam Hari Sekalipun!

 

JK menjelaskan, jihad tidak selamanya bermakna negatif karena menuntut ilmu atau berdakwa juga bisa diartikan berjihad. Sehingga kalau mau berjihad, dapat dilakukan dalam menuntut ilmu atau berdakwa.

 

Pada kesempatan tersebut, JK juga mengingatkan agar para pengurus DMI tetap mempertahankan kedisiplinan dalam menghadapi penyebaran Corona Virus. Sebab hingga saat ini, masjid sudah melaksanakan sholat lima waktu berjamaah. JK juga meminta pengurus masjid agar tetap menjaga netralitas masjid dalam Pilkada serentak yang akan belangsung 9 Desember 2020. “Meskipun pilihan umat berbeda, namun tetap satu sebagai jamaah dalam satu masjid.

 

 

“DMI sejak awal sudah memastikan masjid tidak bisa dijadikan tempat kampanye, sesuai dengan prinsip DMI dan undang-undang. Kita harus menjaga masjid, tidak boleh membawa masalah perbedaan pilihan ke masjid,” tukas JK.

 

 

Hadir mendampingi Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, antara lain Wakil Ketua Umum DMI, yang juga mantan Wakapolri, H Syafruddin; Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, KH Masdar Masudi; Wakil Sekjen MUI, KH Manan Abdul Ghani; Sekjen DMI, Imam Addaruquthni; dan Ketua Umum BKPRMI Said Al Idrus.

 

Sementara itu, KH Manan Ghani mengatakan, jihad bermakna melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu dia menganjurkan ajakan jihad untuk kebaikan yang bermanfaat bagi banyak orang.

 

Selanjutnya, KH Masdar Masudi menjelaskan, bahwa mengubah adzan dengan ajakan jihad tidak dapat dibenarkan. Tetapi menurut dia, jihad tidak selamanya terkait dengan perang, namun bisa jihad untuk memerangi kemiskinan.

 

Baca Juga: Camat Kiara Condong Apresiasi Pendampingan UMKM oleh Dosen Langlangbuana, Masyarakat Jadi Mandiri

H Syafruddin mengingatkan kepada para pengurus DMI dan pemuda masjid agar tetap mewaspadai masalah keamanan. Dia juga mengingatkan banyaknya hoaks yang beredar, sehingga pengurus jangan mudah terpengaruh, tetapi harus mengonfirmasi dan meluruskan.

Editor: Shela Kusumaningtyas

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x