CerdikIndonesia - Usai Presiden Amerika Srikat Donald Trump bahas soal stimulus pada cuitannya di media social, kurs (nilai tukar) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis berpotensi akan kembali menguat.
Baca Juga: Waspada Demonstrasi UU Ciptaker, Megawati Khawatir Demonstrasi Ditunganggi Politik
Dilansir dari ANTARA, Rupiah yang dibuka menguat pada 11 point atau 0,07 persen menjadi Rp 14.699 per dolar AS dari yang awalnya Rp 14.710 per dolar AS.
“Sentimen positif kembali ke pasar keuangan sejak siang kemarin, karena meskipun Trump menunda negosiasi paket stimulus tapi Trump membuka perilisan stimulus parsial yang menyasar pekerja, industry penerbangan, dan lain-lain,” ujar Ariston Tjendra selaku Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures di Jakarta, Kamis.
Baca Juga: Aliansi Serikat Buruh Mogok Kerja, Denny Siregar: Untungnya Buat Partai
Ariston mengungkapkan sentimen positif tersebut menjadi pendorong lemahnya dolar AS, namun pasar akan tetap waspada terhadap dinamika seputar stimulus itu.
Menurut Ariston, dolar AS akan kembali menguat apabila stimulus parsial yang Trump ungkapkan kembali terhambat.
Baca Juga: Gubernur Ini Peduli Dengan Pendemo UU Ciptaker, Ridwal Kamil Surati Jokowi
“Dari dalam negeri sendiri, pasar mungkin mewaspadai gejolak rekasi terhadap UU Cipta Keja,” ungkap Ariston.
Ariston juga memperkirakan bahwa rupiah hari ini masih berpotensi menguat pada kisaran Rp 14.650 perdolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS.
Sebelumnya Rabu (7/10) lalu, rupiah ditutup menguat pada 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp 14.710 per dolar AS dari yang semulanya Rp 14.735 per dolar AS.***