Google Doodle Rayakan Hari Angklung Sedunia, Angklung Bukan Hanya Alat Musik Tradisional Indonesia

16 November 2022, 08:35 WIB
Tampilan google doodle alat musik angklung. /Tangkapan layar laman google.com./

CERDIK INDONESIA - Ikut merayakan hari angklung sedunia, tampilan Google Doodle pada hari ini 16 November 2022 menarik perhatian masyarakat. Pasalnya, Google Doodle turut menampilkan potret angklung yang merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu.

Hari angklung diperingati pada 16 November setiap tahunnya.

UNESCO sendiri telah menetapkan angklung sebagai salah satu warisan budaya pada tahun 2010, lalu.

Seringkali, angklung juga digunakan untuk menyambut tamu terhormat yang datang ke Istana Kepresidenan Indonesia.

Baca Juga: Tidak Memperpanjang Kontrak , Christian Ronaldo Akan Berlabuh ke Amerika Serikat atau Timur Tengah

Alat musik yang terdiri dari dua tabung dan sebuah alas itu pun juga masih menjadi inti dalam budaya Indonesia. Namun, angklung yang dikenal sebagai alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat itu ternyata tidak berasal dari daerah tersebut.

Diketahui, angklung tak hanya berada di Indonesia saja, namun di sejumlah negara lainnya yaitu Tiongkok, Thailand, Vietnam, India dan Hawai.

Masing-masing negara pun memiliki bentuk angklung yang berbeda-beda antarsatu sama lain.

Meski demikian, Indonesia khususnya Jawa Barat mendapatkan hak paten dari UNESCO atas filosofi angklung. Tepatnya, UNESCO mematenkan filosofi dari musik angklung yang terdiri atas 5M yaitu mudah didapat bahannya, murah harganya, mendidik, meriah dan massal.

Dalam sejarahnya, khususnya di Indonesia, musik yang dihasilkan oleh angklung tersebut berasal dari Pulau Bali.

Kemudian, angklung dibawa ke wilayah Banten oleh Sultan Agung. Lalu, musik angklung pun menyebar hingga ke wilayah Jawa Barat.

Baca Juga: Memaafkan sang Haters, Dewi Perssik Tetap Tidak Akan Mencabut Laporannya Untuk Efek Jera

Sementara itu, sosok Daeng Soetigna yang sempat disebut sebagai pencipta karya musik angklung pun sebenarnya mendapatkan pengetahuan soal hal tersebut saat berada di wilayah Kuningan, Jawa Barat.

Mulanya, pada sekitar tahun 1938, Daeng Soetigna melihat seorang pengamen yang sedang bermain alat musik mirip angklung, kemudian ia pun tertarik.

Lalu, Daeng Soetigna mendatangi seseorang yang disinyalir merupakan sosok pemberi angklung yang saat itu dimiliki oleh sang pengamen.

Sosok pemberi angklung yang bernama Jaya itu diketahui mendapatkan alat musik tersebut dari Pulau Dewata.

Saat momen itu, Daeng Soetigna akhirnya menemukan musik angklung. Diketahui, Daeng Soetigna menambahkan skala nada diatonis-kromatis angklung yang mulanya hanya ada pentatonis (Salendro) saja.

Adapun, yang pertama kali mendiatoniskan alat musik angklung sebenarnya bukan Daeng Soetigna, melainkan CJ Deagan yang merupakan warga Amerika Serikat.***

 

Editor: Kurniawan Rio

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler