AS Kecam Ujicoba Senjata Rusia yang Berbahaya Bagi Stasiun Luar Angkasa Internasional

16 November 2021, 12:47 WIB
Ilustrasi - Korea Utara kabarnya akan luncurkan roket luar angkasa tahun 2022. /SpaceX-Imagery /Pixabay

CerdikIndonesia - Amerika Serikat (AS) mengecam keras tindakan Rusia atas aktivitas memperkokoh sektor pertahanan yang baru saja dilakukan.

Belum lama ini, Rusia melakukan uji senjata anti-satelit yang targetnya untuk menghasilkan puing-puing yang berisiko.

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, Departemen Luar Negeri AS menyatakan atas aktivitas Rusia tersebut akan berdampak bagi keamanan astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Baca Juga: Perluasan Persenjataan Nuklir Milik China Hampir Setara AS, Pentagon: Diluar Dugaan

Puing-puing yang berasal dari uji senjata Rusia diyakini akan menganggu aktivitas lain di luar angkasa.

Bahkan Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price menyebutkan pemerintah Rusia sangat berbahaya dan munafik.

"Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keadaan di luar angkasa dalam jangka panjang luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa klaim Rusia untuk menentang persenjataan luar angkasa adalah tidak jujur ​​dan munafik," ujar Ned Price.

Baca Juga: SEMAKIN TEGANG! China Kirim Dua Kapal Selam Tenaga Nuklir untuk Menjaga Militer Inggris, Kenapa Mendadak?

Uji coba senjata yang dilakukan Rusia telah menghasilkan 1.500 keping puing-puing orbital yang berpotensi berbahaya.

Sebelumnya, AS pernah pernah lebih dahulu melakukan tes anti-satelit pertama pada tahun 1959, saat itu satelit merupakan teknologi tersebut masih langka dan baru.

Rusia menyusul langkah tersebut dengan melakukan uji coba rudal anti-satelit pada April 2021.

Baca Juga: Joe Biden Kecam Vladimir Putin, Kirim Jet Nuklir ke Pangkalan Militer AS yang Berbatasan dengan Rusia

Uji coba tersebut mendapatkan dukungan para pejabat yang menganggap ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting untuk peperangan.

Militer AS dikabarkan semakin bergantung pada satelit untuk menentukan langkah yang akan dilakukan di lapangan, memandu amunisi dengan laser dan satelit berbasis ruang angkasa, serta menggunakan aset tersebut untuk memantau peluncuran rudal dan melacak pasukannya.

Uji coba tersebut akan memiliki dampak panjang yang melibatkan penggunaan ruang angkasa, termasuk layanan perbankan dan GPS.***

Editor: Safutra Rantona

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler