NU Paling Toleran, Gus Yaqut Sebut Menag Hadiah Negara untuk NU Secara Khusus, Bukan untuk Islam Secara Umum

24 Oktober 2021, 08:55 WIB
Meteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, menyampaikan sambutan dalam Sidang Sinode Am ke-25 Gereja Toraja, Senin 18 Oktober 2021 /Kemenag.go.id/Website

CerdikIndonesia - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas sebut Kementerian Agama sebagai hadiah dari Negara.

Pernyataan Gus Yaqut disampaikan disaat acara webinar internasional yang diupload melalui channel YouTube.

 

Kemenag tersebut menyebutkan hadiah negara NU secara spesial, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU," ujar Gus Yaqut, seperti dilihat cerdikindonesia.com.

Baca Juga: HEBOH Video Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Dibaptis dan Pindah Agama,Siapa Gus Yaqut? Ini Profil Lengkapnya

Awalnya, Gus Yaqut bercerita ada perdebatan kecil di Kementerian soal sejarah dan asal usul Kemenag.

 

"Ada perdebatan kecil di Kementerian, ketika mendiskusikan soal Kementerian Agama, saya berkeinginan untuk mengubah tagline atau logo Kementerian Agama, tagline Kementerian Agama itu kan ikhlas beramal, saya bilang nggak ada ikhlas kok ditulis gitu, namanya ikhlas itu dalam hati, ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas saya bilang," ujarnya.

 

 

"Nggak ikhlas itu artinya mungkin kalau ada bantuan minta potongan itu nggak ikhlas, kelihatannya bantu tapi minta potongan tapi nggak ikhlas, nah ikhlas beramal itu nggak bagus, nggak pas saya bilang. Kemudian berkembang perdebatan itu menjadi sejarah asal usul Kementerian Agama," ujar Gus Yaqut.

Kemudian, Gus Yaqut bercerita perdebatan berkembang menjadi asal usul Kemenag. Ia menjelaskan bahwa kemenag harus melindungi semua umat beragama.

Tapi, ternyata ada orang yang tidak setuju karena kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam.

Baca Juga: Menag Gus Yaqut Klarifikasi Pernyataan Soal Afirmasi Syiah dan Ahmadiyah

“Saya bantah, “bukan!” Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU secara khusus, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama,” kata Menag Gus Yaqut.

Menurut Gus Yaqut anggap hadiah negara untuk NU karena posisi Kementerian Agama atas dasar pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta yaitu Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

"Nah wajar sekarang kalau kita minta Dirjen Pesantren kemudian kita banyak mengafirmasi pesantren. Dan santri  juga jam’iyah… saya kira wajar-wajar saja, wajar-wajar saja, tidak ada yang salah,” ujarnya.

Gus Yaqut menambahkan jika sekarang Kemenag menjadi kementerian semua agama maka tak menghilangkan unsur NU, tapi justru menekankan unsur NU.

Baca Juga: Menag Gus Yaqut Bakal Afirmasi Pemeluk Syiah dan Ahmadiyah

"Jadi kalau sekarang Kemenag menjadi kementerian semua agama, itu bukan kehilangan ke-Nu-annya, tapi justru menekankan ke-NU-annya. NU terkenal paling toleran, paling moderat," kata dia.

 

Dia berpendapat, bahwa landasan cara berpikir di Kemenag sudah hampir seragam terkait NU.

Kesempatan ini sekali lagi, mari, kita manfaatkan untuk kebaikan jamiyah, jamaah, dengan itu kita memanfaatkan masa depan santri dan anak-anak kita untuk memenangkan pertarungan di masa depan," ujar Gus Yaqut.***

Editor: Safutra Rantona

Tags

Terkini

Terpopuler