PGI Sampaikan Duka Mendalam atas Ledakan Bom di Gereja Katedral Makassar, Sebut Tambah Daftar Aksi Teror

28 Maret 2021, 13:10 WIB
Terjadi ledakan diduga bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jl. Kajaolalido. Makasar Minggu 28 Maret 2021 /Instagram/@makasar_iinfo /

 

CERDIKINDONESIA - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyesalkan aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar yang terjadi pada Minggu (28 Maret 2021) pagi. Hal itu lantaran aksi bom bunuh diri terjadi menjelang Paskah.

"Saya mengungkapkan dukacita mendalam atas ledakan bom yang terjadi di depan Katedral Makassar, Minggu, pagi ini, terutama dengan adanya korban luka," kata Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom dalam keterangan tertulisnya, Minggu.

 

Baca Juga: TERUNGKAP! Peledakan Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Saat Lalu Lintas Ramai

 

Baca Juga: SIMAK! Kronologi Ledakan Diduga Bom Bunuh Diri di Depan Gereja Katedral Makassar

 

Baca Juga: Walikota Makassar Pastikan Korban Ledakan Bom Gereja Katedral Makassar Sudah Dirawat di Rumah Sakit

 

"Peristiwa naas ini menambah daftar panjang aksi kekerasan dan teror yang terjadi di Nusantara," ungkapnya.

Gomar mengimbau seluruh umat untuk tetap tenang dan mempercayakan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada aparat terkait. "Saya menyerukan seluruh umat untuk tidak takut dan resah, tapi tetap waspada," jelasnya. 

 

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Tsunami Aceh 2004 Dipicu Ledakan Nuklir? BMKG Menjawab

 

Baca Juga: BREAKING NEWS! Terjadi Bom Bunuh Diri di Gereja Makassar Pagi Ini, Pelaku Belum Diidentifikasi

Selain itu, ia juga mengimbau agar tak ada di antara kita yang memposting gambar atau video tentang persitiwa ini yang justru dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Ia percaya penuh, aparat kita mampu mengusut tuntas kasus ini dan dapat menciptakan suasaana aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Makassar.

"Sangat mengenaskan, peristiwa naas ini terjadi saat umat Kristen di Indonesia sedang merayakan Minggu Palmarum, yang merujuk pada peristiwa masuknya Yesus ke Jerusalem dengan mengendarai keledai betina. Lewat ini Yesus sedang membangun persepsi tentang diriNya sebagai Mesias, Raja Damai yang lemah lembut, rendah hati dan menghadirkan kehidupan. Dia tidak datang dengan kekuasaan, kekuatan, apalagi kekerasan untuk berperang dan menghancurkan kehidupan," paparnya.

Dalam semangat kelembutan seperti itulah, lanjutnya, ia mengajak umat Kristen menghadapi peristiwa ini, seraya berdoa bagi kedamaian masyarakat kita.

Editor: Shela Kusumaningtyas

Tags

Terkini

Terpopuler