Hati-hati! Ini Bahaya Gunakan Masker Bekas, Lebih Berbahaya Dibanding Tidak Menggunakan Masker

19 Desember 2020, 17:32 WIB
Masker dan sepeda/Pixabay/Gerd Altmann /

CERDIK INDONESIA - Di masa pandemi virus Covid-19 ini masyarakat diwajibkan untuk selalu menggunakan masker di tempat umum untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.

Namun, banyak masyarakat yang memakai masker hanya takut terhadap petugas sehingga mereka menggunakan masker apapun yang ada termasuk masker bekas sekalipun.

Terbaru, ada sebuah penemuan yang mengungkap bahwa menggunakan masker bekas lebih berbahaya dibanding tidak memakai masker sama sekali.

Baca Juga: Pemerintah Akan Segera Menggelar Vaksinasi Massal Covid-19, Berikut Penjelasan Presiden Joko Widodo

Para peneliti melakukan riset pada masker bedah tiga lapis yang biasanya dipakai di kalangan profesional perawatan kesehatan. 

Pada saat itu, mereka menemukan bahwa saat masker bedah dipakai pertama kalinya, masker bisa menyaring hampir 3/4 partikel kecil virus di udara. Padahal partikel kecil virus itu dapat menyebabkan infeksi pada orang lain. 

Tetapi, apabila seseorang memakai masker yang sama lebih dari sekali, maka masker hanya bisa menyaring 1/4 dari tetesan kecil virus corona.

Masker sudah berubah bentuk dan tingkat efektivitas penyaringan juga akan menurun setiap pemakaian. Riset ini dilakukan untuk mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan masker medis bekas. 

Baca Juga: Tegas! Kemenkes Ikut Arahan Presiden, Vaksin Covid Gratis Tanpa Syarat Untuk Semua Masyarakat

Meskipun begitu, Dr Jinxiang Xi, ilmuwan yang menulis riset tersebut mengatakan, bahwa hal yang wajar apabila seseorang berpikir lebih baik menggunakan masker bekas daripada tidak sama sekali. Namun, masker bekas hanya dapat menyaring partikel yang lebih besar dari 5 mikrometer. 

"Hasil kami menunjukkan bahwa masker ini hanya mampu mencegah partikel virus yang berukuran 5 mikrometer, tetapi tidak bisa menyaring partikel halus virus yang lebih kecil dari 2,5 mikrometer," jelas Dr Jinxiang, seperti dikutip New York Post, Sabtu 19 Desember 2020.

Untuk melakukan riset ini, tim peneliti mengembangkan model komputer dari seseorang yang mengenakan masker bedah dengan lipatan. Dengan alat tersebut, mereka mampu melihat pergerakan tetesan cairan kecil yang mengandung virus dan partikel kecil virus di udara. 

Masker tiga lapis adalah jenis masker yang paling direkomendasikan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari Covid-19. Lapisan paling dalam dibuat dari bahan penyerap, lapisan tengah berfungsi sebagai filter dan lapisan paling luar dibuat dari bahan non penyerap. 

Baca Juga: Ngeri, Kasus COVID-19 di Jakarta Tembus Rekor Tertinggi Dalam Satu Hari

Komputer dapat melacak tetesan dan partikel kecil virus corona di wajah sekaligus ketika masuk ke hidung atau paru-paru. Ketika menggunakan masker, hal itu berpengaruh pada pergerakan udara di sekitar wajah di dalam masker. 

Mereka menemukan bahwa memakai masker secara signifikan memperlambat aliran udara, mengurangi kemanjuran masker dan membuat seorang lebih rentan menghirup aerosol ke dalam hidung, tempat di mana virus SARS-CoV-2 suka bersembunyi. 

“Dalam studi ini kami menemukan bahwa efektivitas pelindung dari masker untuk saluran napas hidung menurun pada laju aliran inhalasi yang lebih rendah,” tulis peneliti dalam studinya, yang dipublikasikan di jurnal Physics of Fluids. 

Lipatan dari masker juga secara signifikan memengaruhi pola aliran udara dan kemanjurannya berubah dengan lebih banyak penggunaan. Tim peneliti berencana mempelajari lebih lanjut bagaimana bentuk masker dapat mempengaruhi perlindungan terhadap Covid-19. 

Para peneliti berharap otoritas kesehatan masyarakat memperkuat langkah-langkah pencegahan saat ini untuk mengurangi penularan Covid-19, seperti memilih masker yang lebih efektif, memakai masker dengan benar, dan menghindari penggunaan masker bedah secara berlebihan.***

Editor: Arjuna

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler