Program Rahasia AS, Aksi Kopassus di Timor Leste dan Prabowo Subianto

23 November 2020, 18:48 WIB
Pasukan Kopassus TNI AD /Instagram @penkopassus

CERDIK INDONESIA - Pasukan militer Indonesia yang terkait dengan pembantaian di Timor Timur dilatih di Amerika Serikat di bawah program rahasia yang disponsori oleh Pemerintahan Clinton.

Program AS, dengan nama sandi Iron Balance, disembunyikan dari legislator dan publik ketika Kongres mengekang sekolah resmi TNI setelah pembantaian pada tahun 1991.

Unit yang terus dilatih adalah Kopassus, pasukan elit yang dilatih lebih ketat oleh AS daripada unit Indonesia lainnya, menurut dokumen Pentagon yang diteruskan ke The Observer. Kopassus dibangun dengan keahlian Amerika meskipun AS menyadari perannya dalam genosida sekitar 200.000 orang pada tahun-tahun setelah invasi Timor Leste pada tahun 1975 dan dalam serangkaian pembantaian dan penghilangan sejak pertumpahan darah.

Amnesty International menggambarkan Kopassus sebagai pihak yang bertanggung jawab atas beberapa pelanggaran HAM terburuk dalam sejarah Indonesia.

Baca Juga: Tank Kopassus Datangi Markas FPI di Petamburan, Begini Respon Politisi Partai Demokrat

Dokumen Pentagon, diperoleh oleh East Timor Action Network yang berbasis di AS dan anggota kongres Illinois Lane Evans merinci setiap latihan dalam program pelatihan rahasia, yang dilakukan di bawah proyek Pentagon yang disebut JCET (Joint Combined Education and Training).

Mereka menunjukkan pelatihan itu dalam keahlian militer yang hanya bisa digunakan secara internal melawan warga sipil, seperti perang gerilya perkotaan, pengawasan, kontra-intelijen, penembak jitu dan operasi psikologis.

Komandan khusus yang dilatih di bawah program AS telah dikaitkan dengan kekerasan saat ini dan beberapa pembantaian terburuk dalam 20 tahun terakhir, termasuk pembantaian di Kraras pada tahun 1983 dan di Santa Cruz pada tahun 1991.

Baca Juga: TNI Khusus dapat Tugas dari Presiden Jokowi Sebut FPI, Markas Habib Rizieq Didatangi Kopassus

Komandan yang dilatih AS termasuk anak laki-laki menantu mendiang diktator Jenderal Suharto, Prabowo Subianto dan mentornya, Jenderal Kiki Syahnakri, orang yang ditunjuk oleh apa yang disebut pemerintah reformasi sebagai komisaris darurat militer di Timor Timur.

Program rahasia yang diungkapkan dalam dokumen itu menjadi fokus pelatihan militer ketika bantuan di atas kapal dibatasi oleh Kongres setelah pembantaian Santa Cruz. Kongres telah turun tangan setelah sekitar 270 pengunjuk rasa damai, banyak dari mereka anak sekolah dibunuh oleh pasukan kejutan Kopassus saat mereka berpawai melalui Dili.

Sponsor Amerika atas rezim Indonesia dimulai sebagai masalah ideologi Perang Dingin, setelah kekalahan di Vietnam. Gerakan sayap kiri di Timor Timur ditakuti oleh Jakarta dan dilihat oleh AS sebagai gaung mereka yang ada di Afrika bagian selatan dan pemerintahan Salvador Allende di Chili.

Baca Juga: Tugas TNI Khusus dari Presiden Jokowi Ungkap FPI, Kopassus Datangi Markas Habib Rizieq di Petamburan

Pelecehan Jakarta terhadap pemerintah Timor dan invasi tahun 1975 benar-benar didorong oleh Amerika Serikat.

Pelatihan korps perwira Indonesia mencapai puncaknya pada pertengahan tahun delapan puluhan. Pada tahun 1990, seorang mantan pejabat di Kedutaan Besar AS di Jakarta mengirim telepon ke Departemen Luar Negeri untuk mengatakan bahwa sponsor AS telah sangat membantu tentara (Indonesia). ***

Editor: Arjuna

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler