Penyandang Diabetes harus mencapai Target Gula Darah agar terhindar dari risiko perparahan COVID-19

8 September 2020, 17:06 WIB
Penderita Diabetes belum tetntu menurunkan ke keturunannya (Shutterstock) /

Diabetes adalah salah satu penyakit penyerta atau komorbiditas utama dari kasus positif dan kasus meninggal COVID-19.

 

 

Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per tanggal 4 Agustus 2020, diabetes menempati urutan kedua setelah hipertensi.

Baca Juga: Simak Lirik Lagu Lathi Milik Weird Genius ft Sara Fajira yang Viral itu!

Hal ini berarti penyandang diabetes akan lebih rentan mengalami perparahan bahkan menyebabkan kematian jika terinfeksi COVID-19.

 

Baca Juga: Supercar Challenge yang Didukung Hankook Memulai Musim Balap 2020

  1. Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES; Endokrinmengatakan, “Apabila seseorang yang memiliki penyakit diabetes terpapar virus COVID-19, maka mereka memiliki potensi lebih besar untuk mengalami tingkat keparahan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan fluktuasi level gula darah dan kemungkinan adanya komplikasi diabetes lainnya.”

 Baca Juga: Kehadiran Teknologi yang Dapat Meningkatkan Keamanan Pangan dan Ramah Lingkungan

Dengan kata lain, penyandang diabetes harus lebih waspada dan disiplin dalam menjaga kadar gula darah senantiasa berada dalam kisaran target untuk mencegah terjadinya komplikasi.

 

Disiplin dalam mencegah komplikasi ini tentunya juga tak hanya saat pandemi COVID-19, tetapi harus dijalankan setiap saat agar penyandang diabetes dapat beraktifitas secara normal.

 Baca Juga: Pengemudi Bus dan Truk Perlu Paham,  Perubahan Kondisi Ban dan Asal Usulnya

Cara termudah untuk mencegah komplikasi adalah dengan menjaga kadar gula darah dalam rentang normal.

 

Hal ini dapat dicapai dengan kepatuhan dalam menjalankan pengobatan baik dengan obat oral maupun insulin, dan tetap berkonsultasi dengan dokter.

 Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Pemeriksaan Ban Penting Dilakukan saat Membeli Mobil Bekas

Namun, pada saat pandemi COVID-19 ini masyarakat cenderung takut untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. Hal ini terlihat dari survey MarkPlus Industry Roundtable edisi ke 20 yang membahas institusi kesehatan selama COVID-19.4 

 

Berdasarkan hasil survei cepat yang dilakukan, masyarakat semakin takut untuk mengunjungi rumah sakit sejak pandemi. 71,8 persen responden mengaku tidak pernah mengunjungi rumah sakit ataupun klinik sejak adanya COVID-19.4[1]

 Baca Juga: Inilah Lirik Lagu I Still Love You yang Dibawakan The Overtunes

“Ketakutan masyarakat untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan ini dapat mengakibatkan pasien diabetes mengurangi kepatuhan dalam menjalankan pengobatan dan memeriksa kadar gula darahnya, sehingga apabila kepatuhan ini berkurang dan gula darah naik dari kisaran target, pasien diabetes berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi di masa depan walaupun tidak terinfeksi COVID-19” lanjut Dr. Roy.

 Baca Juga: Inilah Lirik Lagu I Still Love You yang Dibawakan The Overtunes

  1. Widyastuti, MKM, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakartamengungkapkan bahwa sebenarnya masyarakat tidak perlu takut untuk mengunjungi fasilitas kesehatan di masa pandemi ini asalkan mengikuti protokol kesehatan. “Walaupun di masa pandemi COVID-19, pengobatan diabetes tetap harus berjalan seperti biasa. Maka, penyandang diabetes tidak perlu takut pergi ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan atau berkonsultasi dengan dokter. Selama mereka memperhatikan protokol keselamatan atau yang kita sebut gerakan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan teratur, maka kesehatan dan keamanan dapat tetap terjaga.” Ujar beliau.

 Baca Juga: Gus Mus Sampaikan Belasungkawa atas Meninggalnya Abdul Malik Fadjar

Diabetes merupakan penyakit yang erat sekali hubungannya dengan gaya hidup.

 

Oleh karena itu, penyandang diabetes harus memperhatikan pola makan dan gaya hidup, melakukan olahraga yang tepat, serta mengecek kadar gula darah dengan teratur selama pandemi COVID-19 ini.

 

Penderita diabetes juga dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter apabila memiliki gejala yang mirip dengan flu, seperti demam, batuk, dan kesulitan bernapas agar segera mendapatkan pertolongan yang tepat.

 Baca Juga: Almarhum Abdul Malik Fadjar akan Dimakamkan di TMP Kalibata

Osy, seorang penyandang diabetes mengungkapkan bahwa, “Memang pasti ada rasa ragu untuk pergi ke puskesmas atau rumah sakit di masa pandemi ini. Tapi saya mengerti betul bahwa saya sebagai penderita diabetes harus tetap sehat dan mengontrol kadar gula darah tetap dalam kisaran target dengan cara tetap berobat dan berkonsultasi dengan dokter. Karena yang kami hadapi adalah apabila terinfeksi COVID-19 dan gula darah tidak terkontrol, akibatnya COVID-19 akan menjadi lebih berat, di sisi lain apabila menghentikan konsultasi dengan dokter dan mengabaikan kontrol gula darah, walaupun kami di rumah saja dan terhindar dari COVID-19, risiko komplikasi yang akan membayangi. Oleh karena itu, saya tetap pergi kontrol ke rumah sakit, tentunya dengan mematuhi protokol keselamatan yang berlaku.”

 Baca Juga: Ucapan Duka Ketua MPR atas Meninggalnya Mantan Menteri Pendidikan

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara menjaga kesehatan selama masa adaptasi kebiasaan baru ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta senantiasa menyosialisasikan Gerakan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebagai protokol kesehatan mandiri untuk masyarakat.

 

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Novo Nordisk bekerja sama dalam program Cities Changing Diabetes untuk mebengkokkan kurva diabetes terutama di perkotaan.

Baca Juga: Kenangan Terhadap Abdul Malik Fadjar

Editor: Shela Kusumaningtyas

Tags

Terkini

Terpopuler