CerdikIndonesia – Dana pensiun merupakan sebuah bahan diskusi yang cenderung dinomorduakan atau bahkan dinomortigakan oleh para Millennials dan Gen-Z. Hal ini dikarenakan kata-kata ‘Pensiun’ identik dengan usia lanjut non-produktif sehingga seakan-akan tidak ada urgensi untuk mengelola kelangsungan kesejahteraan ketika usia pensiun tiba.
Baca Juga: Jual Asesoris Batu Akik dari Seluruh Indonesia dan Berdayakan Ibu-ibu Komplek Untuk Mandiri
Bila mengacu pada laporan dari OJK yang diterbitkan pada tahun 2018, maka jumlah total peserta dana pensiun turun 4,03%, tetapi jumlah peserta aktif DPLK tumbuh 5,14%. Walaupun bertumbuh, tetapi dari 77 juta tenaga kerja aktif, hanya 6% yang menjadi peserta dana pensiun, sedangkan 94% lainnya tidak.
Salah satu penyebab rendahnya penetrasi produk persiapan dana pensiun adalah karena kurangnya edukasi literasi keuangan dengan topik pembahasan dana pensiun atau DPLK.
Terlebih lagi bagi generasi Millennials yang saat ini menduduki posisi strategis atau decision-making position, yang kerap kali mengedepankan kebutuhan gaya hidup ketimbang mempersiapkan finansial sehat di hari tua.
Baca Juga: Tayang 5 November, Catat Lokasi Bioskop Pemutaran Film BTS Break The Silence di Indonesia