Perekrutan dan Pelatihan Dokter Relawan Covid-19 dengan platform Docquity

- 9 September 2020, 08:07 WIB

Menghadapi virus Corona dengan daya tular yang cepat, setiap negara harus menerapkan standar penanganan yang tepat dan praktisi medis mutlak mengadopsi standar penanganan yang ditetapkan WHO. Di Indonesia, terdapat dua tantangan dalam implementasi penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Project Financing sebagai Stimulus Pelaku Industri Kreatif dan Lifestyle Bertahan di Masa Pandemi

Pertama, bagaimana menambah jumlah tenaga medis yang bersumber dari relawan. Kedua, bagaimana membekali mereka dengan pengetahuan tentang standar penanganan Covid-19 sesuai rujukan WHO.

Baca Juga: Ban Mobil Lebih Awet dengan Hindari Tiga Kebiasaan Ini

Ditambah tantangan makin sulit karena pemerintah menerapkan PSBB yang membatasi mobilitas serta ditambah dengan tren meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 meningkat hampir 1.000 orang[1] 

Baca Juga: Penyandang Diabetes harus mencapai Target Gula Darah agar terhindar dari risiko perparahan COVID-19

Sehingga sinergi dengan pihak eksternal sangat dibutuhkan dalam penanganan Covid-19, khususnya dalam menambah jumlah personil tenaga kesehatan. Docquity sebagai platform digital berkumpulnya para dokter yang telah terverifikasi, mendukung akan hal ini dengan menyediakan layanan rekrutmen dokter relawan serta pelatihannya secara daring, yang kemudian dikerahkan untuk menangani pasien Covid-19.

 Baca Juga: Inilah Lirik Lagu I Still Love You yang Dibawakan The Overtunes

Amit Vithal selaku Co-Founder Docquity mengatakan, sebagai mitra pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Docquity menyambut baik kerjasama dengan Kemenkes dalam perekrutan dan memberikan pelatihan bagi para dokter relawan sesuai standar WHO untuk menangani pasien wabah Covid-19 melalui platform kami.

Baca Juga: Kawal Nilai Bisnis agar Tetap Atraktif di Tengah Pandemi: Dari Simulasi Skenario sampai Opsi Litigas

"Platform Docquity pun dipilih karena telah sukses mengumpulkan ribuan dokter di Indonesia sebagai pengguna aktif dan perekrutan secara daring melalui Docquity yang didukung sepenuhnya oleh Kemenkes, berdampak sangat besar tidak hanya untuk kesembuhan pasien, tapi juga keamanan pasien dan petugas medis yang terlibat di dalam pelayanan sesuai standarisasi WHO.” ujar Amit dalam keterangan tertulisnya.

 Baca Juga: Sakit Kanker Jadi Penyebab Alfred Riedl Meninggal pada Usia 70 Tahun

Kerjasama ini diawali dengan penandatanganan kesepakatan Docquity dengan Kementrian Kesehatan pada 19 Maret 2020 lalu, dimana Docquity resmi menjadi anggota dari Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi)[2] untuk perekrutan dan pemberian pelatihan bagi tenaga medis untuk menangani pasien Covid-19.

Baca Juga: Komunitas adat Indonesia ditetapkan pemenang Equator Prize 2020

Menurut data yang terkumpul per 11 Juni 2020, sebanyak 887 dokter telah mendaftar yang terdiri dari 677 dokter umum dan sisanya adalah dokter spesialis.

 

Sebagian besar dokter relawan yang tergabung berasal dari pulau Jawa dengan anggota terbanyak dari DKI Jakarta, Tangerang dan Bandung.

 

Kemudian sisanya sejumlah 40% berasal dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi hingga Flores. Hal ini pula menunjukkan tingginya jiwa kemanusiaan para dokter di seluruh Indonesia untuk bergandengan tangan dalam memerangi Covid-19 di garis terdepan.

Baca Juga: Jokowi Turut Berduka atas Wafatnya Abdul Malik Fadjar

Setelah menyelesaikan pelatihan, para dokter tersebut akan disalurkan ke beberapa lokasi titik tempat pasien Covid-19 yaitu di Wisma Atlet Kemayoran dan rumah sakit daerah lainnya di Indonesia, dengan semua akomodasi ditanggung oleh pemerintah.

 

Prof. DR. Dr. Syafri Kamsul Arif, Sp.An.KlC-KAKV selaku Ketua PP PERDATIN (Perhimpunan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia) yang juga merupakan narasumber dalam sesi pelatihan bagi para dokter relawan menjelaskan terkait materi pelatihan yang diberikan, “Materi pelatihan yang kami berikan salah satunya adalah penanganan pasien Covid-19 yang berpusat pada upaya pencegahan perburukan penyakit, khususnya teknik penanganan pasien kritis. Hal ini dikarenakan para dokter yang sudah direkrut akan lebih banyak bertemu pasien dalam tahap lanjut dari penyakit Covid-19 dan bukan yang baru memiliki gejala awal ataupun pasien dalam pengawasan (PDP).”

 Baca Juga: Pengemudi Bus dan Truk Perlu Paham,  Perubahan Kondisi Ban dan Asal Usulnya

Amit pun menambahkan, “Pelatihan bagi para dokter relawan dilakukan secara rutin, dimana sebanyak 3 hingga 4 kali pelatihan yang diadakan secara live setiap harinya dengan membahas topik dari cabang ilmu yang berbeda-beda. Sehingga para dokter relawan terus mendapatkan pengetahuan baru setiap hari, seiring dengan pengalaman perkembangan kasus pasien Covid-19 yang ditemukan.”

 

Keunggulan Docquity sebagai platform digital yang memfasilitasi para tenaga kesehatan adalah wujud dari kemajuan teknologi yang kini memungkinkan para dokter saling berbagi informasi kesehatan, informasi obat dan pelayanan yang cepat bagi pasien.

Melalui platform Docquity para tenaga kesehatan di Indonesia pun dapat berdiskusi dan bertukar pengalaman medis kepada para tenaga kesehatan lainnya serta memungkinkan mereka membagikan dan mempelajari artikel dan jurnal dunia kesehatan dari seluruh penjuru asia yang diperbaharui setiap minggu.

 

“Kami optimis Docquity terus berkembang sehingga dapat membantu meningkatkan sektor industri kesehatan di Indonesia guna memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi. Dengan strategi digital melalui platform Docquity, kami berharap turut ambil bagian dalam mengakselerasi kemampuan pelayanan medis melawan wabah Covid-19 di Indonesia,” tutup Amit.

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah