- Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.
- Batuk tersebut awalnya bersifat batuk kering yang selanjutnya batuk akan jadi batuk berdahak.
- Batuk berdahak yang bercampur darah.
- Sesak nafas.
- Tubuh lemas.
- Nafsu makan menurun.
- Berat badan turun secara drastis.
- Malaise.
- Berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan fisik.
- Demam dan meriang dalam jangka waktu yang lama.
Pada bayi dan balita, salah satu gejala awal TBC yaitu berat badan yang tidak naik lebih dari 2 bulan.
Faktor yang menyebabkan seseorang tertular TBC, antara lain:
- Tinggal di lingkungan yang kotor dan padat penduduk, sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara di sekitar kurang memadai.
- Seseorang dengan daya tahan tubuh yang rendah seperti pasien HIV / AIDS, Diabetes Melitus, penyakit ginjal atau hati kronik dan malnutrisi.
- Perokok aktif.
- Riwayat kontak dengan pasien TBC dalam jangka waktu dekat ataupun lama.
- Untuk pencegahannya pun, bisa dilakukan dengan:Meminum/makan makanan bergizi.
- Pemberian vaksin BCG pada bayi baru lahir.
- Melakukan skrining (Active Case Finding) pada orang-orang dengan resiko tinggi seperti HIV/AIDS.
- Menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi TBC.
Pengobatan untuk seseorang yang terinfeksi TBC adalah dengan meminum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) selama 6 bulan secara teratur dan pemeriksaan secara rutin.
Namun, rupanya masih banyak pasien TBC yang merasa sehat dan berhenti mengkonsumsi OAT sebelum 6 bulan. Padahal, jika pengobatan tidak dilanjutkan sampai 6 bulan, maka akan terjadi resisten OAT yang dapat menyebabkan sulitnya pengobatan pada pasien TBC untuk sembuh, atau disebut dengan MDR TBC (Multi Drug Resistant Tuberculosis).
Maka dari itu, ada baiknya kita mencegah daripada mengobati dengan menjaga pola hidup yang sehat dan menghindari resiko tertular penyakit ini.***