Cerdik Indonesia - Stunting adalah kondisi dimana anak memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya akibat kekurangan gizi kronis. Atau dalam kata lain, anak yang mengalami stunting akan mengalami gagal tumbuh sehingga ukuran tubuhnya lebih pendek dibanding anak lain di usianya.
Masih banyak ibu di Indonesia yang belum memahami istilah stunting ini. Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.
Apa penyebab stunting tersebut ?
- Diantaranya penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi yang cukup selama 1000 hari pertama kehidupan (dari janin hingga usia 2 tahun), sehingga anak mengalami gizi buruk.
- Kurangnya pemeriksaan kesehatan yang rutin sejak hamil, yang biasa terjadi karena kurangnya pengetahuan para ibu hamil. Atau dikarenakan kurangnya fasilitas kesehatan di daerah terpencil.
- Terkena infeksi berulang.
- Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
- Tidak memberikan ASI Eksklusif. Seperti yang kita ketahui bahwa ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi dan kandungannya juga dapat merangsang kekebalan tubuh alami pada bayi.
Di Indonesia sendiri rupanya angka stunting pada anak cukup tinggi yaitu 24,4% atau sekitar 7 juta anak yang yang mengalami stunting. Namun, angka tersebut lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Mengapa kita harus waspada ?
Dikutip dari akun instagram salah satu pakar gizi Indonesia, dr. Tan Shot Yen, selain tubuh anak menjadi lebih pendek, stunting akan mengganggu perkembangan otak si kecil juga. Atau anak akan memiliki IQ dibawah rata-rata.
Selain itu stunting dapat mengganggu produktivitas anak, dan jika diikuti dengan berat badan berlebih (kegemukan) maka akan beresiko memiliki penyakit hipertensi, diabetes, dan penyakit kronik lainnya yang berhubungan dengan nutrisi.