"5 persen di antaranya adalah jenius dan 5 persennya adalah telat. Telat bukan karena bodoh tapi karena pengaruh lingkungan dan belum memaksimalkan potensi dalam diri," imbuhnya.
Lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kecerdasan seseorang dan setiap orang memiliki bakatnya masing-masing.
Misalnya Einstain yang disebut oleh guru di sekolahnya bahwa Einstain adalah murid yang bodoh.
"Tidak ada murid yang bodoh, adanya guru yang kurang kreatif mengajar," lanjut Ustad Adi Hidayat.
Baca Juga: 3 Cara Jitu Cek Nama Anda Sebagai Penerima BSU Subsidi Gaji Tahap 3 di Bank BCA September 2021
"Ingat pintar itu adalah anugerah dan bodoh itu pilihan. Maka dari itu, kita harus memaksimalkan pengetahuan. Karena manusia adalah makhluk cerdas dan kewajiban kita adalah menjaganya sampai kita pulang," tegas Ustadz Adi Hidayat.
Bagaimana memahami dan mengingat sesuatu dengan cepat?
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, "Allah mengajarkan cara-cara untuk mengeksplor pengetahuan, sehingga kita dapat mengoptimalkan kemampuan diri kita. QS Al 'Alaq ayat 1, Iqra' artinya baca atau belajar menuntut ilmu."
"Nabi mengatakan Tholabul Ilmi (mencari ilmu). Jadi, kalau anak Bapak/Ibu sekolah, jangan cukupkan dia ditempatkan duduk di dalam kelas saja, tetapi cek kembali paham tidak apa yang dipelajari," imbuhnya.
Jadi, kita harus memahami setiap apa yang diajarkan dan selalu bertanya apabila tidak mengerti maksud dari pelajaran tersebut.