Bangga! UNESCO Tetapkan Angklung Sebagai Warisan Budaya Dunia

- 25 Desember 2020, 13:05 WIB
PEGELARAN rutin musik angklung di Saung Angklung Udjo Jalan Padasuka Kota Bandung tidak hanya dimainkan masyarakat sekitar tetapi juga komunitas angklung yang ada di Kota Bandung dan bahkan Jawa Barat.
PEGELARAN rutin musik angklung di Saung Angklung Udjo Jalan Padasuka Kota Bandung tidak hanya dimainkan masyarakat sekitar tetapi juga komunitas angklung yang ada di Kota Bandung dan bahkan Jawa Barat. /Heriyanto Retno/

CerdikIndonesia – Alat musik bambu masyarakat Sunda, ditetapkan sebagai Intangeble Culture Heritage oleh UNESCO sejak 16 November 2010.

Bersama 10 budaya Indonesia yang masuk kedalam ICH UNESCO yakni, pencak silat, keris, pertunjukan wayang, gamelan, batik, tari saman, tas noken, tiga genre tari tradisional Bali, kapal pinisi hingga baru-baru ini ditetapkan pantun.

 Angklung merupakan alat musik Indonesia yang terdiri dari dua hingga empat tabung bambu yang digantung dalam rangka bambu, diikat dengan tali rotan untuk menghasilkan nada tertentu saat rangka bambu diguncang atau diketuk.

Setiap angklung menghasilkan satu not atau akor, sehingga beberapa pemain harus berkolaborasi untuk memainkan melodi.

Angklung tradisional menggunakan tangga nada pentatonic (tangga nada yang menggunakan lima not). Pada tahun 1938 musisi Daeng Soetigna memperkenalkan Angklung menggunakan tangga nada diatonis; Ini dikenal sebagai ''Angklung Padaeng ''.

Adat istiadat, seni dan identitas budaya tradisional di Indonesia kental terkandung dalam alat musik bamboo ini.

Angklung bisa di gunakan dalam berbagai upacara seperti menanam padi, panen dan sunat.

Pembuatan Angklung menggunakan bambu hitam khusus yang diambil selama dua minggu dalam setahun. Suara jangkrik menjadi patokan pengambilan bambu. Batang bambu dipotong setidaknya tiga ruas di atas tanah, untuk memastikan akarnya terus berkembang biak.

Hal itu dilakukan agar menjaga kualitas bambu dan suara yang dihasilkan.

Angklung dimainkan dengan cara kolaboratif. Permainan angklung menjunjung tinggi nilai kerja sama, saling menghormati di antara para pemain, disiplin, tanggung jawab, konsentrasi, pengembangan imajinasi dan ingatan, serta perasaan seni dan musik.***

Halaman:

Editor: Arjuna

Sumber: Kemendikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x