Mahasiswa Unair Berhasil Temukan Kandidat Antiviral Covid-19

30 Oktober 2020, 06:17 WIB
Rektor Unair Sebut Perkembangan Vaksin Merah Putih COVID-19 Buatan Pihaknya Sudah Capai Tahap Ini /Pixabay/.*/Pixabay

CerdikIndonesia - Kondisi pandemi COVID-19 tidak menyurutkan semangat tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) untuk terus berprestasi di tingkat nasional. 

 

Suwaibatul Annisa (2017) bersama dua orang temannya Diva Salsabilla (2017) dan Ratna Wahyuning Prastiwi (2017) berhasil menorehkan prestasi  Juara 2 pada kegiatan Public Health National Competition (PHNC) 2020 yang diadakan oleh oleh Departemen Riset dan Prestasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. 

Baca Juga: Dekan Lantik Wakil Dekan dan Direktur Unair, Semoga Amanah dan Bawa Kemakmuran Masyarakat

 

Suwaibatul Annisa menjelaskan bahwa keinginan mereka untuk turut andil dalam kompetisi nasional tersebut adalah ingin menyampaikan gagasan kelompoknya.

 

Selain itu, sambungnya, ia juga ingin menunjukkan bahwa mahasiswa FKH memiliki bidang ilmu yang cukup luas.

 

“Sebenarnya belajar di FKH tidak terpaut hanya tentang hewan saja, namun juga dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia,” tandasnya.

Baca Juga: Angka Kanker Tinggi, Dosen Farmasi Unair Sosialisasikan Gaya Hidup Sehat

Setelah melalui seleksi paper, tim FKH UNAIR tersebut bersama Sembilan tim lainnya yang berasal dari UI, UNDIP, UGM, ITB, UII, UB, ITS, dan UPI mempresentasikan karyanya pada Sabtu (10/10).

 

Dalam presentasi PHNC 2020 itu, Ica panggilan akrabnya, bersama tim mengangkat gagasan dengan judul “In Silico Screening senyawa bioaktif pada tumbuhan herbal Indonesia sebagai kandidat antiviral Covid-19”.

 

“Gagasan ini penting bagi kami apalagi di saat genting seperti sekarang. COVID-19 belum menemukan penakluknya. Disamping itu, keanekaragaman hayati di Indonesia juga luar biasa,” kata Ica pada Selasa (13/10/2020).

Baca Juga: Kembangkan Vaksin Merah Putih, Pemerintah Jamin Keamanan dan Kefektifannya untuk Masyarakat

Selain itu, tambahnya, In silico screening dengan molecular docking ini dipilih sebagai metode utama karena dinilai efektif dalam mencocokkan protein dan ligand sebelum diuji secara in vitro atau in vivo dalam rangka menemukan obat yang dapat menyembuhkan COVID-19.

 

Ica dan tim mencoba meneliti dengan melakukan screening secara in silico komponen bioaktif dari 6 tumbuhan herbal Indonesia, yaitu Abrus precatoriusEuphorbia tirucallSonchus arvensisCalophyllum sp.Glochidion sp. dan Clerodendrum minahassae terhadap reseptor protein 3CLpro (main protease SARS-COV-2) menggunakan metode molecular docking guna mengetahui energi ikatan antara kompleks reseptor-ligan yang terbentuk.

 

Baca Juga: Kembangkan Vaksin Merah Putih, Pemerintah Jamin Keamanan dan Kefektifannya untuk Masyarakat

 “Harapan kami, gagasan ini dapat ditindaklanjuti agar potensi tanaman herbal Indonesia dapat tereksplor khususnya menjadi penakluk pandemi, mengingat hingga detik ini obat COVID-19 belum ditemukan,” pungkasnya.

Editor: Shela Kusumaningtyas

Tags

Terkini

Terpopuler