Tagar #SavePapuaForest Trending di Twitter, Korea Selatan Bakar Hutan Papua

- 13 November 2020, 13:47 WIB
SavePapuaForest
SavePapuaForest /Twitter

CerdikIndonesia - Tagar #SavePapuaForest trending ditwitter pada Jumat, 13 November 2020. Netizen banyak memposting kabar mengenai perusahaan Korea Selatan yang diduga membakar hutan Papua seluas 57.000 hektar.

Melalui tagar #SavePapuaForest, warganet beramai-ramai marah dan simpati pada warga pedalaman Papua yang kehilangan hutan. 

Baca Juga: Hutan Papua Dibakar, #SavePapuaForest Viral di Twitter

 

Diambil dari laman rri.co.id menyampaikan kabar mengenai hutan Papua ini pertama kali diangkat oleh media BBC Indonesia. Dalam laporan investigasinya, BBC Indonesia melaporkan jika perusahaan Korea Selatan, Korindo Group sengaja membakar hutan Papua nyaris seluas ibu kota Korsel, Seoul.

 

Baca Juga: #SavePapuaForest, Kpopers Ikut Kena Imbas

Pembukaan lahan tersebut akan digunakan menjadi perkebunan sawit. Kasus tersebut terjadi didaerah di Boven Digoel dan Merauke.

Temuan pembakaran hutan itu diperoleh dari riset yang dilakukan Forensic Architecture yang berbasis di Goldsmith University, Inggris dengan Greenpeace. Dari hasil penelitiannya, pembakaran tersebut telah dilakukan mulai tahun 2011-2016.

Baca Juga: 5 Presiden Dunia yang Tidak Peduli Atas Kemenangan Joe Biden

Forensic Architecture menerapkan analisis spasial dan arsitektural serta teknik pemodelan dan penelitian canggih untuk menyelidiki kasus pembakaran tersebut. Tidak tanggung-tanggung, mereka juga menggunakan metode dengan membandingkan citra satelit.

 

Baca Juga: Hutan Papua Dibakar, #SavePapuaForest Viral di Twitter

 

"Kami menemukan bahwa pola, arah dan kecepatan pergerakan api sangat cocok dengan pola, kecepatan, arah pembukaan lahan. Ini menunjukkan bahwa kebakaran dilakukan dengan sengaja," ujar peneliti senior Forensic Architecture, Samaneh Moafi sebagaimana diwartakan BBC Indonesia.

"Jika kebakaran terjadi dari luar sisi konsesi atau karena kondisi cuaca, maka api akan bergerak dengan arah yang berbeda. Mereka akan tersebar," kata Moafi.***

Editor: Safutra Rantona

Sumber: rri.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah