Provinsi Baru di Aceh, Skema Perjuangan ALA Dibahas di Takengon

- 22 September 2020, 18:23 WIB
/Maharadi/

CerdikIndonesia -  Forum Diskusi Publik Berbicara akan mengadakan kegiatan diskusi yang bertemakan, Aceh Leuser Antara (Gerakan Kesadaran Baru, Basis Pemikiran Muda dan Skema Perjuangan), pada tanggal 26 september 2020 di Bayaqmi Coffee, Aceh Tengah.

 

Baca Juga: EVALUASI SAKIP & RB, Ridwan Kamil : Seribu Masalah Harus Lahirkan Seribu Aplikasi

 

Diskusi ini merupakan diskusi sesi ke-23 yang akan didiskusikan sebagai bagian dari program Diskusi Sabtuan yang dilaksanakan setiap hari sabtu oleh forum diskusi Publik Berbicara.

 

Baca Juga: Ada Penerbangan Tanpa Batas, Mau Coba?

 

Dalam diskusi yang mengkaji ALA (Aceh Leuseur Antara) sebagai isu fenomenal yang cukup masif dibicarakan baru-baru ini, forum diskusi Publik Berbicara akan menghadirkan enam pembicara yang dianggap sebagai perwakilan anak muda yang dianggap konsen dalam membicarakan isu ALA diantaranya ada Hendra Budian, Aramiko Aritonang, Waladan Yoga, Sri Wahyuni, Zam Zam Mubarak dan Alwin Al-Lahat.

 

Baca Juga: Ridwan Kamil Tandatangani Nota Kesepakatan KUPA-PPAS Tahun Anggaran 2020

 

Razikin Akbar sebagai penggagas forum diskusi Publik Berbicara menyatakan "isu ALA yang akhir-akhir ini begitu booming dibicarakan oleh berbagai lapisan masyarakat, khususnya di wilayah tengah tenggara merupakan isu yang patut untuk diperbincangkan, tidak hanya pada tataran isu di media sosial saja akan tetapi harus hadir serta mencuat juga pada tataran dialektika yang sebenarnya".

 

Baca Juga: Dikabarkan Positif Covid 19, Sahabat Nunung Srimulat Sedih Anak Dan Cucu Nunung Juga Kena

 

Terlepas dari fenomena-fenomena politik yang akhir-akhir ini terjadi pada tataran elit politik di provinsi Aceh yang berkaitan dengan proyek multi years dan kaitannya dengan politik anggaran yang tertuju pada beberapa wilayah kabupaten di Provinsi Aceh, terkhusus wilayah tengah tenggara.

 

"Kami mencoba berdialektika dengan mendiskusikannya, urusan isu ini dianggap politis atau tidak untuk dibicarakan, biarkan itu menjadi konsumsi publik yang masing-masing dari mereka (publik) berhak menyimpulkannya. Kami juga mencoba mendorong anak muda untuk ikut ambil bagian dalam mebicarakan isu-isu yang dianggap patut untuk dibicarakan dengan metode didiskusikan langsung (Berdialektika)" Ujar Razikin.

 

***

Editor: Safutra Rantona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x